Friday, June 26, 2015

I


Hmm, oke akan aku lanjutkan kisah V dari drama sebelumnya. Aku akan memandumu dalam menegakkan kisah dalam cerita ini. Siapkan dirimu, aku akan memberi waktu untukmu mengambil camilan dan minuman yang bisa membantu meningkatkan gairahmu dalam membaca kisah ini. Oke? Akan aku beri satu menit dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…

Aku melihatnya berdiri menatap dinding putih di belakang rumahnya.  Di dinding itu banyak kode angka, Valensi dan massa atom dalam unsur-unsur kimia. Dari Aktinium hingga Rubidium. Dari  Ac sampai Rb. Dari 3 ke 1. Dari – sampai 1,53. Kamu paham? Tidak? Hmm, mungkin belum. Jangan khawatir aku akan memandumu menyelesaikan masalah ini. Buka unsur-unsur kimia dalam susunan periodik SMA yang kamu simpan rapi dalam kardus cokelat di atas lemari pakaianmu. Akan aku beri waktu dua menit, lalu pelajari kode angka, valensi dan massa atom dari semua unsur yang ada. Oke, dalam hitungan ketiga silahkan ambil barang itu. Satu, dua, tiga…

Aku melihat perempuan itu membawa spidol hitam yang dipegangnya di tangan kanan dan catatan kecil di tangan kirinya. Perempuan itu telanjang bulat, dia mulai menuliskan satu unsur di dinding putih itu, Sangat dekat hingga payudaranya menempel lembut pada dinding putih itu. Hmm, tahan nafasmu jangan sampai terengah-engah, aku tahu yang ada di pikiranmu, tapi tolong kesampingkan dulu pikiran binalmu soal perempuan yang aku maksud. Rapikan baju dan celanamu, tegakkan lagi posisi dudukmu, jangan membaca ini sambil tiduran di kasur apalagi di lantai. Akan sangat berbahaya, jadi lebih baik duduk saja. Akan aku beri waktu tiga menit untukmu bangkit dari kasurmu. Oke, siap? Ingat, dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…

Perempuan itu menuliskan unsur Indium dalam simbol dan kode angka 49, juga 3 dalam valensinya. Perempuan itu juga menuliskan nama di bawahnya. Jerman Ferdinand Reich dan Hieronymus Theodor Richter, lalu merabanya sesaat. Oke, apakah kamu tahu siapakah kedua nama itu? Belum? Oke, akan aku bantu. Mari buka Tab baru dalam gadgetmu. Tuliskan Google.com dan ketik nama itu di mesin pencari google, tunggu beberapa detik pilih satu artikel saja. Lalu baca dengan teliti tanpa melewatinya. Aku tahu kamu tidak suka membaca sesuatu yang tidak ada urusanya denganmu. Tapi, untuk mengetahui kisah ini kamu harus melakukannya. Kesampingkan egomu, Ingat itu. Akan aku beri waktu empat menit. Kita mulai dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…

Sudah? Ah, kamu berbohong. Aku akan menghentikan cerita ini jika kamu belum mencarinya. Ini akan mendukungmu untuk mengetahui kisah yang ada dalam drama ini. Jangan malas! Akan aku beri waktu lagi untukmu sebelum aku melanjutkannya, dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…

Perempuan itu duduk telanjang di kursi kayu yang meninggalkan debu di pantat putihnya. Perempuan itu berpikir sejenak, dagunya terangkat. Dia telah mencari jejak talium unsur dalam sampel bijih seng. Sebuah garis indigo brilian dalam spektrum sampel mengungkapkan adanya indium. Indium sekitar melimpah seperti perak, tetapi jauh lebih mudah untuk pulih karena biasanya terjadi bersama dengan seng, besi, timbal dan tembaga bijih. Oke, oke, oke. Aku tahu kamu mulai bingung dengan jalan cerita kisah ini. Jika kamu bingung, kamu harus kembali lagi mencari tahu dua nama tadi. Atau mungkin kamu sama sekali belum mencaritahu? Bahaya! Itu pembunuhan untukmu. Sudah aku bilang kamu harus mengikuti perintahku untuk memahami kisah ini. Jangan bandel, mari kita mulai lagi, akan aku beri waktu tiga menit lagi untukmu. Siap? Seperti biasa dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…

Ada satu titik kosong di dinding itu. Tak ada tulisan unsur di titik itu, kosong—bersih  dikelilingi spidol hitam bertuliskan unsur-unsur periodik kimia. Perempuan itu sengaja menyisahkan bagian kosong itu untuk satu huruf lagi. Aku melihatnya menangis, air matanya menetes jatuh di payudaranya yang menggantung keras. Stop! Sudah aku bilang kesampingkan pikiran binalmu tentang perempuan ini. Dia orang yang berpengaruh di hidupku, menghadirkanku wahana baru. Perempuan culun yang sering menangis hanya karena mengingat masa lalunya, lesu—lemah. Sudikah kamu mengartikan ini semua? Apakah kamu paham? Oke, tunggu sepertinya kamu belum tahu siapa perempuan culun yang malang itu. Akan aku bantu supaya kamu tahu. Ikuti aku, mari pejamkan matamu dua menit. Tidak lama, bayangkan semua clue itu dalam kepalamu. Oke? Siap? Dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…

Perempuan itu mulai memakai pakaian. Kaus putih dengan gambar gajah. Dengan pelan perempuan itu memakai ditengah badai tangis yang sedang mengganggunya.

Ini clue kedua untukmu mulai memahami. As you walk on by , when you call my name. Ada yang seperti itu. Belajarlah antonim , kalo ada pertemuan pasti ada perpisahan. Belum merasa berkorban karna cinta belum pudar. Seperti apakah setia itu? Ketika rembulan menyusut menjadi setengah bagian, perempuan itu hanya bisa menangis malu mengerti itu semua. Perempuan itu tahu, ketika rembulan telah bulat sempurna, bahwa dia bukan satu-satunya wanita yang memasuki kehidupanku. My kind of perfect. Perempuan itu menganggap prianya adalah pria sejati yang membuatnya sangat senang menunggu dan menangis di sudut kamarnya. Melukis di dinding kamarnya dengan air mata yang menetes dingin. Sssttt, sudah. Tidak akan aku lanjutkan lagi. Sayapnya telah patah. Aku terdiam tapi kamu bengong—melongo. Oke, tahan dulu. Akan aku beri waktu satu menit, satu menit saja untukmu mencari tahu siapa perempuan itu. Caranya? Baca ulang kisah ini baik-baik, kamu akan menemukan namanya dibalik kata-kata yang sengaja kamu lewatkan ataupun terlewat olehmu dan tidak sempat kamu baca. Jangan kaget, jika kamu sudah menemukannya, jangan beritahu siapa-siapa, ini rahasia kita berdua. Oke? Siap? Dalam hitungan ke tiga. Satu, dua, tiga…


I See You, I…
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar