Tuesday, October 11, 2022

Tuhan Ibu.


 

Gerimis membaca habis pikiranku

malam penuh sesak oleh klakson

kupandang deretan lampu kuning

dan para perokok di dalam mobil.

 

Ada ingatan jauh di kepalanya

tentang pulang dan rumah

tentang ibu dan bapak

tentang tanaman yang belum disiram.

 

Ada cerita yang hilang

sebelum sempat sampai tujuan

mengapa kau usik aku

dengan pertanyaan asing di kepala.

 

Tuhan sedang apa?

apakah ia libur hari ini?

menemui kekasihnya?

atau merebahkan tubuh?

 

Seorang pengembara baru lahir di tubuhku,

tidak ada kamus yang ia tahu

ia menemukan jalan lurus

saat aku menaruh kata di telingamu.

 

Kupandang lampu kota di matamu,

hutan rimba di alismu,

lautan basah di bibirmu,

dan kasih ibu di tanganmu.

 

Temani aku menemukan pertanyaan baru,

apakah perjalanan ini akan sia-sia?

atau berakhir di tempat tidurmu,

tempat segala kecamuk di kepalaku

luruh di balik bantal dan pundakmu.

 

 

 

Semarang, 12 Oktober 2022

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Bahasa Ibu.



Aku lahir dari bahasa ibuku,

saat ia sibuk di dapur

menyiapkan makan malam

dan meja yang panjang.

 

Garam, merica, dan selada

beradu dalam kaldu sapi

yang aromanya menguar

keluar rumah.

 

Tak ada yang beda;

masakan ibu atau kado terakhirmu,

novel Sapardi yang kau pilih acak

dari toko online langgananmu.

 

Aku mencium wangi tubuhmu

saat kubuka tiap halamannya

membacanya habis,

dan membayangkan matamu.

 

Tiap kali kupandang

seolah-olah ada bahasa baru yang lahir,

bahasa yang ganjil dan rumit

tapi begitu melegakan.

 

Masih kusimpan kadomu,

juga kertas kado yang membungkusnya,

atau kartu ucapan kecil

dari tulisan tanganmu.

 

Kutemukan bahasa baru,

setelah bahasa ibuku

bahasa yang membuatku

menemukan kata-kata baru.

 

 

 

Semarang, 12 Oktober 2022

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Pembalut Ibu.


Aku dibutakan oleh

masa kecil yang asing

dihina tak lulus mengaji

tak akan jadi apa-apa

 

ayat-ayat suci terbakar

bagai rokok dji sam soe

pada asbak warna tosca

milik bapakku

 

ibu sedang makan lele

sambil memandang lemari kosong

bapak melukis biduan

dengan kerokan merah gosong

 

kubaca kitab-kitab injil

mengais kekalahan lama

yang kini kekal

membuatku hilang akal

 

tuhan yesus, sembuhkan aku

dari prasangka buruk soal waktu

tentang mengapa jejak-jejak buruk

basahnya bagai darah di pembalut ibu

 

 

 

Semarang, 12 Oktober 2022


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.