
Pertama
kali saya mendengar judul “Dibalik 98”, saya mengira ini film tentang
pergolakan kerusuhan Mei 98, ternyata saya salah. Ini film dimana saya
diajarkan untuk berjuang membawa kebenaran dan memegang teguh prinsip. Pada
awal film saya langsung dibuat bertanya-tanya dengan konflik yang akan di
sajikan oleh Lukman sardi selaku sutradara film ini, film Dibalik 98 menghadirkan
penceritaan yang sangat kuat, ketika Diana seorang mahasiswi Trisakti mempunyai
kakak seorang karyawan istana, dan kakak ipar seorang tentara, bagi saya ini
menarik. Saya merasakan konflik batin dari tokoh-tokoh tersebut, Apalagi lukman
sardi menghadirkan Dony Alamsyah dan Teuku Rifnu Wikana yang notabene pernah
bermain di trilogy film merah putih keduanya bermain sangat apik, menurut saya
2 orang itu-lah yang bermain bagus PAS dengan porsi akting yang diberikan..
Latar
cerita “Dibalik 98” membuat saya mencari-cari apa yang salah pada film ini,
saya mencatat ada beberapa kesalahan pada film ini. Yang pertama: ketika anak
dari pemulung melihat baju timnas di sebuh toko, saya melihat Bola resmi piala
dunia tahun 2014 di sebelah kiri toko yaitu Brazucca padahal setting waktu pada
saat itu tahun 1998. Yang kedua: Helm yang dikenakkan tokoh Bagus dan istrinya,
mungkin sepele tapi ini membuat saya berpikir tentang hal itu selama pemutaran
film berlangsung. Setahu saya belum ada helm seperti itu pada tahun 98 (INK.
VOG). Ketiga: pada akhir film, ketika
anak pemulung menemukan baju timnas direruntuhan kayu lalu menuju kejalanan.
Tidak ada yang salah dari anak tersebut, tapi ketika sorot kamera mulai naik
keatas saya melihat sebuah Parabola ber-merk “Top TV” di kanan atas atap sebuah
Warung, padahal Top TV tidak ada pada tahun 98. Yang ke-empat: Plat nomor kendaraan
yang dipakai Bagus,. Tapi saya tidak yakin betul dengan hal itu, disana
dituliskan 11.05 apakah itu kendaraan baru sehingga plat nomor akan habis pada
tahun 2005/ memang kesalahan. Tapi, saya tidak meyakini hal itu. Ke lima: Para
Demonstran yang memakai banyak produk pakaian/ topi yang saya yakini pada tahun
98 belum ada produk macam itu. Tapi, terlepas dari hal itu. Film ini bisa
menutupi kekurangan tersebut. Mungkin hanya saya yang kurang kerjaan mencari
ke-lima kesalahan tersebut.
Catatan
untuk “Shakti Harimurti” sebagai crew Casting pada film Dibalik 98…Menurut
saya, kedua tokoh utama Diana dan Daniel yang diperankan oleh Chelsea islan dan
Boy William tidak konsisten, kadang bagus kadang juga jelek aktingnya. Bahkan
ketika Diana menelpon di sebuah telepon umum lalu menangis, saya melihat tangis
seorang “Merry Riana” untungnya tidak diperlihatkan terlalu lama, sehingga
tidak terlalu kentara. Saya juga puna catatan untuk Agus Kuncoro yang memerankan
tokoh B.J.Habiebie, saya tidak akan membandingkannya dengan Reza Rahadian pada
film Habibie dan Ainun, aktingnya membuat penonton tertawa meskipun saya tidak.
Akting sebagai seorang Habiebie menurut saya terlalu berlebihan bahkan dibeberapa
adegan Agus Kuncoro malah terlihat seperti banci.
Tapi
saya harus mengakui bahwa konflik pada film ini sangat keren, emosi saya keluar
semua karena terbawa konflik dari para tokoh. Dengan ada sedikit lelucon ang
membuat seluruh penonton tertawa seperti saat gusdur tertidur disebuah
pertemuan yang dilakukan soeharto, serta candaan segar dari Bagus dan anak
buahnya yang diperankan oleh Fauzi Ba’adilah”. Saya tertarik dengan endingnya.
Ketika Salma dinyatakan sudah melahirkan, saya tidak yakin betul dengan nasib
anak tersebut karena ketika dokter memberitahu Bagus, justru tangisan yang
menyelimuti Diana, Salma dan Bagus.. Hanya kalimat “Yudhistira Putra Bagus”
yang sedikit meyakinkan saya akan nasib anak tersebut baik-baik saja. Mungkin,
ketiga tokoh tersebut terharu dengan berita bahwa anak dari Salma selamat dari
operasi cesar.
Tapi
bukan hanya itu,. ending dari kisah Diana dan Daniel juga sangat tidak terduga,
Lukman Sardi memang cerdas dalam menarik emosi penonton, Diana yang menjadi
seorang guru TK bertemu Daniel setelah 17 tahun menghilang, lalu mereka
berbincang-bincang di sebuah tempat duduk panjang. Saya mengira mereka akan
balikan lagi, tapi ternyata Diana sudah mempunyai anak, terbukti ketika dia
mengatakan “Itu anakku”. Dan serentak respon kaget dari penonton menghiasi
akhir film Dibalik 98. Overall film ini bagus dengan penceritaan dan konflik
yang kuat serta ending yang tak terduga.
nice review. detil sekali. :)
ReplyDeleteterimakasih :)
DeleteNice
ReplyDelete