Wednesday, February 22, 2017

Dari Sini


Dari sini
aku bisa melihat senyummu
diantara kenangan lama
dan masa depan yang masih abu

Dari sini
aku bisa melihat bola matamu
diantara rindu 
dan ingatan masa lalu

Dari sini
aku terus menatapmu
aku tercipta dari 
pikiran pertamamu

Dari sini
aku tahu
debar jantungmu
tak pernah kenal waktu

Dari sini
aku mulai mencintaimu


Semarang, 22 Februari 2017


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Kamu


Aku ingin memelukmu
merasakan hangat tubuhmu
meracuni isi kepalamu

Aku ingin menyentuhmu
membelai lembut rambutmu
mengacaukan pikiranmu

Aku ingin kamu
menginginkan aku
selepas tentang aku atau kamu

Tetap saja
selalu ada tempat untukmu
yang merasuki mimpi
di setiap malamku


Semarang, 22 Februari 2017


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tentang Kamu Malam Ini


Musim hujan tahun lalu
Pikiranku masih semu
Dipenuhi kenanganmu

Malam ini aku bertemu pada sosokmu yang lain
Yang persis sama dengan apa yang kurasa kemarin
Saat memeliharamu dalam jiwa dan perasaanku

Wanita itu bisa kulihat
Namun sayang tak tersentuh
Hanya bisa membuatku luluh

Saat kamu berharap
pada sesuatu yang tak bisa kau sentuh
Adakah sebutan untuk itu

Jika cinta harus saling memiliki
Lalu tentang apa perasaan
Yang bergejolak malam ini


Semarang, 22 Februari 2017

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Monday, February 20, 2017

Dalam Sepasang Ingatan


Huruf dalam aksara itu jatuh
Aku seakan buta.
Tak terjamah apapun,
sekalipun angin.
Aku murung

Kamu pelan-pelan pergi,
berniat supaya aku bisa lupa
Tapi percuma! Buang-buang waktu
Kamu selalu ada dalam hati, 
dan ingatan jangka panjangku


Semarang, 21 Februari 2017


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sunday, February 19, 2017

Surat Seekor Kera


Ada yang terkendala dalam benak seekor kera
Bisa jadi dia mencintai manusia 
Menatap dalam hingar-bingar hutan belantara
Menetap dalam keriuhan kebun binatang

Barangkali dia mengalami orgasme, 
lebih sering ketimbang kita
Atau memikirkan para wanita, 
yang suka pamer payudara

Seekor kera juga punya rasa
Mereka tercipta dari bangsa paling tua
Lalu kau bilang; mantan kekasihmu bagaikan kera
Lantas kau apa?


Semarang, 20 Februari 2017


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tuesday, February 14, 2017

Hari Lahir DHANURVEDA





[Hari Lahir DHANURVEDA]
.
DHANURVEDA
Cetakan ke-I, Januari 2017
Tebal: 230hal
Penerbit: Pustakapedia Jakarta
ISBN: 978-602-60316-7-9
Harga: 55.000
.
[FORMAT PEMBELIAN]
Nama Lengkap:
Alamat Lengkap:
Jumlah Pesanan:
No. HP:
.
[KIRIM KE]
Line: zahidpaningrome19
Atau DM!
.
Bisa COD untuk area Semarang.
.

[RILIS!!]
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Monday, February 13, 2017

DHANURVEDA


Novel futurisme dilatari perang dunia ketiga, dengan setting Indonesia di masa kekuasaan Presiden kesepuluh.
.
Satu kelompok menamai dirinya Dhanurveda, dipimpin seorang wanita muda yang berusaha mencari sebab bencana politik internasional terbesar dalam sejarah umat manusia.
.
Cerita mencekam "romantic tragic-comico" berbahasa pop science ini dibumbui kisah cinta khas dan siap untuk menjadi koleksi buku terbarumu.
.
[SUDAH RILIS!!]
.
#MariBaca #Dhanurveda #SenimanMudaBerkarya
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sunday, February 12, 2017

MY FIRST NOVEL


COMING SOON!


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Thursday, February 2, 2017

TENTANG TUHAN DAN JALAN PULANG


Pikirkan kembali apa yang baru saja terjadi. Apakah kamu mampu mengingat kejadian yang telah berlalu dalam hitungan detik? Seperti gambaran yang berkeping layaknya puzzle muncul sekelebat di pikiranmu. Bayangkan bahwa hal-hal itu terus terjadi dan tidak akan pernah berhenti menghantuimu. Kamu akan menyebutnya sebagai apa? Mimpi yang nyata atau imaji yang tersembunyi. Adakalanya kita memang perlu memberi waktu pada apa saja yang awalnya tidak pernah kita hiraukan. Konstruksi pikiran manusia terjadi pada bentuk-bentuk yang abstrak, tidak mampu diterjemahkan dalam bentuk kata atau gambar, untuk itu kita perlu bertanya, kenapa dan mengapa itu ada.

Bahkan aroma tanah yang tersiram hujan deras bisa menjadi aroma yang paling dirindukan, daripada sekedar aroma parfum kekasih yang biasanya kita hirup dalam rentan jarak kelembutan pelukan. Apakah kita bisa berjarak pada apa yang sebenarnya kita inginkan untuk selalu dekat? Apakah kita mampu memberi jarak? Atau apakah jarak mampu menggugurkan rindu yang ditanam beratus-ratus kilometer. Sejak kita dilahirkan, sudah ada seseorang yang selalu merindu. Bukan teman, sahabat atau kekasih. Merekalah yang terdekat, yang sibuk merindu, tertawa melihat raut muka yang entah menafsirkan apa.

Lalu dimana kita sekarang? Ada di pikiran kita sendiri? Atau ada di pikiran orang lain? Orang-orang yang berteriak minta dikasihani padahal minta diperhatikan. Banyak manusia tidak bisa menciptakan pikirannya sendiri, mereka sibuk terpaut pada pikiran orang lain, mencoba menggali dan mendalami apa yang ada di dalamnya, meski tidak paham betul apa yang mereka cari. Ada sebab mengapa manusia menjadikan dirinya ladang sampah bagi orang-orang sekarat.

Dunia memang tempat paling liar, kita tidak pernah bisa menjadi sama, selalu ada perbedaan dalam setiap jengkal fisik bahkan pikiran dan hati. Kenapa Tuhan menciptakan kita dalam perbedaan yang sangat bercabang, padahal sejatinya zat yang Maha Agung itu bisa menjadikan kita sama. Selalu ada alasan dibalik setiap kejadian, di setiap pilihan-pilihan yang ditetapkan. Apakah ada yang memikirkan hal itu? Sejujurnya aku selalu sibuk memikirkan Tuhan. Sedang apa dia sekarang, bagaimana kesehatannya melihat manusia sibuk menafsirkan apa yang sebenarnya tidak perlu ditafsirkan. Tuhanku, dimana kamu sekarang?

Hal-hal yang terjadi belakangan ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran setiap orang. Meski kita bisa saja menutup telinga, kita tetap akan mendengar jika mereka terus berteriak dan minta didengar. Atau bahkan ketika kita menutup mata, apa yang kita lihat setelahnya? Hanya kegelapan, jalan buntu yang entah mengarah kemana. Atau jika kita menutup mulut, apakah kita akan membiarkan mereka yang merusak untuk terus bicara dan didengar? Kita menjadi serba salah. Tapi kita tidak boleh membiarkan, karena kehancuran bermula dari hal-hal yang dibiarkan.

Perlu kita ketahui, bahwa pada dasarnya kita semua ini terhubung—terkoneksi. Tapi banyak orang cenderung tidak memercayai hal-hal yang terlihat tidak rasional. Padahal, hal semacam itu mungkin saja ada. Sesuatu yang tidak terlihat  bukan berarti tidak ada. Kita hanya perlu merasakannya, mendengar dan melihatnya lebih jauh—lebih dekat. Kita benar-benar terkoneksi. Rasakan lehermu yang baru saja bergetar, seperti merasakan sentuhan lembut, itu bukan angin, itu sentuhan Tuhan. Tidakkah kau merasakannya?

Akhir dari semua prasangka yang ada hanya akan menjadi abu yang dibiarkan tertiup angin atau basah oleh hujan. Masihkah kita akan sibuk pada hal-hal yang kita percayai? Percaya Tuhan itu ada, bukan berarti kamu bisa merasakan bahwa Tuhan memang benar-benar ada. Kita begitu berbeda,  dan persamaan hanya dibuat untuk menyatukan. Tapi, apakah persamaan itu baik? Tidak ada yang begitu jelas mengetahui perbedaan antara baik dan tidak baik. Kita bisa saja melihat hal baik padahal sebenarnya tidak, begitu juga sebaliknya. Hari ini semuanya menjadi relatif.

Ada jurang pemisah antara berpikir dan merasa. Kesibukan mana yang akan kau pilih. Sibuk berpikir? Atau sibuk merasa? Kita tidak bisa memilih keduanya untuk berjalan beriringan, karena mereka dipisahkan dalam bentuk yang tidak sama, dalam pergulatannya sendiri-sendiri. Dalam permasalahannya sendiri. Lalu, sempatkah kita merenungkan apa yang telah kita pilih? Bagaimana jika pilihan kita sejalan dengan pikiran namun tidak dengan perasaan kita? Bagaimana jika pilihan kita sesuai dengan apa yang kita rasa, tapi tidak dengan apa yang kita pikirkan. Mana yang perlu kita pilih?

Adakah sesuatu yang dapat kita percaya melebihi Tuhan itu sendiri? Aku percaya pada kamu yang telah membaca sejauh ini. Aku percaya bahwa kamu juga merasakan hal aneh ini. Seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi setiap langkah kita. Apakah itu menjadi penghalang atau pembuka untuk mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya. Aku percaya bahwa kamu juga percaya karena telah membaca kepercayaan yang aku bangun lewat 711 kata di titik ini. Aku menulis ini dalam keadaan tidak sadar, Tuhan seperti membangunkanku lalu menggerakkan tanganku. Aku lelah menulis cerita, aku lelah menulis puisi, aku lelah menulis. Tapi, apakah aku perlu berhenti? Bahkan jika aku berhenti sejenak saja. Hal itu akan menarikku kembali, atau mengganggu pikiranku dengan suara-suara keyboard.

Kini, kita telah memasuki 762 kata, dan kamu mampu bertahan pada ketidakjelasan maksud dari tulisan ini. Ikuti saja, lalu kau pikirkan setelah selesai. Selalu ada makna dari setiap kata yang dituliskan. Ada sebab kenapa kamu membaca tulisan ini, sejatinya kita adalah mesin waktu bagi pikiran kita sendiri. Kamu bisa kembali pada masa lalu melalui pikiranmu, tapi sayangnya tidak bersama hatimu. Apakah itu adil? Aku bilang ini adil, semua punya tugasnya masing-masing, semua punya tujuannya masing-masing. Jika hingga detik ini kamu belum menemukan apa tujuanmu, mungkin saja kamu adalah makhluk yang paling akhir untuk dipikirkan Tuhan.

Kisah hidup adalah pelajaran terakhir yang akan terus ada dan memaksamu untuk belajar, terus belajar. Pelajaran hidup adalah tentang bagiamana air mata menetes pada detik ini. Kita adalah makhluk-makhluk yang tesesat, namun kita diberi pikiran oleh Tuhan untuk menemukan jalan keluar—jalan pulang. Secerdas apapun kamu, jika tidak pernah belajar pada apa saja yang telah terjadi di hidupmu, kamu tetap saja menjadi manusia paling hina diantara yang lain. Manusia yang merugi.

Aku tidak bermaksud menggurui. Aku hanya resah pada kebanyakan orang yang belakangan ini mencoba menggurui semua orang. Berlagak paling tahu segalanya, paling pintar dan paling peduli. Untuk hal ini, kita benar-benar perlu memakai hati kita untuk merasakan kebenarannya. Aku percaya bahwa hati adalah bagian dari koneksi kita pada Tuhan. Tuhan tidak begitu saja memberitahumu bahwa dia menghuni inti jantung dan perasaanmu. Tuhan suka bermain-main, mengajakmu untuk berkeliaran di pikiranmu sendiri. Tuhan adalah dirimu sendiri, dia selalu menjadi bagian dari kita. Jika ada orang yang sibuk bertanya apakah Tuhan itu ada? Jawab saja, Tuhan itu tidak ada, karena kamu tidak mencarinya.

Aku ingin berhenti pada kata ke 1030. Tapi Tuhan masih memaksa jemariku untuk terus berkeliaran di tuts-tuts keyboard. Pada kata ke 500, aku telah meneteskan air mata, menangis—merasakan kehadiran-NYA disini. Aku tidak percaya pada apa yang aku alami detik ini, semua terjadi dalam hitungan detik. Aku melihat matamu yang ikut berkaca karena juga merasakan tentang Tuhan yang memeluk kita dari belakang. Adakah sedetik saja kita bertanya, kenapa aku harus membaca ini? Adakah sedetik itu muncul. Bahkan ketika kata itu ditanyakan, kamu tetap tidak bertanya pada diri sendiri, kenapa harus membaca ini.

Begitulah tugas kata dan bahasa. Menjadi salah satu perpanjangan tangan Tuhan. Aku pernah bertanya, apakah Tuhan berbahasa? Apakah Tuhan mengetahui bahasa yang kita pakai sehari-hari. Tuhan langsung menjawabnya di otak kita detik ini juga. Bahwa dia Maha Mengetahui. Sekarang, dalam wujud apa kita bisa melihat Tuhan? Sejujurnya aku tidak pernah bisa melihatNYA. Tapi kita selalu tahu bahwa Tuhan melihat kita dengan jelas. Perbatasan antara imajinasi dan pikiran bermula dari apa yang kita pikir tidak ada namun ternyata begitu jelas berkeliaran di sekitar kita. Bahkan terkadang masuk ke ruang mimpi kita.

Bantu aku mencari kata terakhir untuk tulisan ini. Sudah 1213 kata yang telah kita jelajahi bersama. Rasanya aku tidak ingin berhenti. Aku lelah pada drama manusia yang tidak berjiwa, mereka semua memaksa menjadi pemeran utama. Pada akhirnya aku memilih tenggelam pada pikiranku, untuk menuliskan setiap jengkal yang meminta dipungut untuk dirangkai. Daripada aku harus sibuk meladeni drama yang entah berujung kemana. Ini bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang tidak benar. Ini tentang bagaimana kita harus bersikap. Menjadi diam adalah pilihan paling tepat. Bukankah itu yang dilakukan Tuhan sejak semuanya ada?






Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.