“Aku inget semalem aku ngantuk, niatnya mau tidur gasik, ya sekitar jam 10, tapi malah ga nyenyak. Jadi tidur ayam-ayam. Baru bisa beneran tidur jam 12, kebangun jam 2, terus kebangun lagi jam 4. Jam 6 udah harus cabut. Pas kebangun itu aku scroll-scroll, ya tiktok, ya twitter, ya Instagram. Sumpah aku ga biasanya jam segitu masih bangun, biasanya waktu tidurnya jelas dan disiplin banget lah aku ini. Aseek. Paling tidur jam 2 kalo ada chat-chat yang menggairahkan untuk tetap dibalas.”
“Anyway, waktu scroll-scroll itu aku
nemu berbagai macam postingan, ada yang jam segitu masih makan di luar sama
temen-temennya, maksudku mereka yang jam 2 pagi makan tidurnya jam berapa ya?
Ada yang bikin story pake lagu galau, entah beneran galau, atau cuma cari
perhatian biar dibales? Ada yang beneran berpikir untuk bunuh diri, ada yang
baru kelar telpon atau videocall ibunya—aku jadi ikut senyum. Dalam hati orang
ini pasti lagi mengalami hari yang berat atau minggu yang sulit. Lalu aku
berdoa untuknya—semoga dia baik-baik aja. Aamiin.”
Catatan terakhirnya yang kubaca
ternyata membuatku lega, kupikir ia sedang tidak baik-baik saja. Syukurlah. Aku
ikut lega. Orang-orang mungkin sedang banyak menghadapi hal-hal sulit dan
situasi yang serba berat, tapi di antara mereka, masih ada yang sadar harus
melakukan apa untuk membalikkan situasi jadi normal atau setidaknya mendekati
normal—yang ia inginkan. Meski kita tahu hal-hal itu yg seperti roda, pasti
akan terjadi lagi. Paling tidak kita selalu punya cara untuk terus waras dan
tetap menginjak bumi.
Aku sadar, mereka yang tiba-tiba ga
pernah bales chat, mungkin sedang sibuk lepas dari pikiran jahatnya tentang
dunia yang kelam, sedang berusaha baik-baik saja, sedang mengambil kesempatan
untuk sendiri dulu. Atau mereka yang drytexter mungkin memang lagi
beneran sibuk, meski kadang pikiran jahatku bilang mereka menolak untuk
berurusan sama kita, ya tapi overthinking tuh pasti ada, kita cukup
ingat aja kalo segala yang over itu ga baik. Jadi secukupnya aja, paham
mana batasnya.
Atau mereka yang dulu deket sama kita,
sering ngobrol, sering ketemu, kulineran bareng, selalu semangat dan bersedia
kalo diajakin ketemuan. Tapi sekarang ga gitu lagi, kita punya pilihan untuk
berpikir positif, barangkali mereka sedang sibuk sama hidup yang lebih
menyenangkan dan menghasilkan, atau pikiran negatif mungkin mereka ga cocok
sama kita, atau menganggap kita punya niat lain. Ya gapapa, Hidup memang gitu,
ga seperti di drakor-drakor.
Semoga kita menemukan apa yang baik buat
kita, apa yang membuat kita nyaman, yang bikin kita merasa aman entah itu dalam
bentuk tempat, aktifitas, atau mungkin orang. Senyum aja, gapapa sedih, nangis.
Tapi jangan lupain mereka yang dulu sempat melahirkan senyum di bibirmu, tawa
haru di matamu, atau yang bikin kamu sempat bersyukur karena mengenalnya.
Jangan lepas hal-hal yang datang ke kamu dengan cara-cara baik dan positif.
Supaya hidup yang anjing ini seengaknya ga terlalu anjing, karena mereka ada.
Karena kita berhasil membentuk dan memelihara support system. Termasuk segala yang
ada dalam dirimu.
Terima kasih sudah baca sampai sini.
Barangkali kita bisa ngobrol atau bahkan ketemu. Santai aja. Ga harus sekarang,
nanti-nanti juga bisa.