Friday, June 17, 2016

Arthur #2 Eps. 5




Boulgetse adalah perpustakaan kota yang dibangun pada masa kepemimpinan Witson, Boulgetse mempunyai hampir satu juta koleksi buku. Perpustakaan ini mempunyai ruang bawah tanah yang sangat luas. Bangunan yang lebih mirip gereja dengan lonceng dan jam berukuran besar di bagian atas bangunan. Boulgetse dibangun sebagai fasilitas untuk kaum miskin di Kota Nanoi, agar mereka gemar membaca dan tidak menjadi masyarakat yang bodoh. Witson meyakini dengan membaca hidup manusia akan lebih mudah. Para Anei menyegel bangunan itu setelah kematian Witson. Para Anei takut pengaruh membaca dapat mengubah pandangan kaum miskin terhadap mereka.

Boulgetse menjadi tempat persinggahan Witson ketika tidak sedang di Balai Kota, baginya ketentraman adalah ketika kita berhasil hanyut dalam setiap kata yang ada didalam buku. Membaca menjadi kebutuhan Witson setiap hari, Semasa Arthur kecil, Witson selalu mengajaknya ke perpustakaan untuk sekedar menghabiskan waktu dengan membaca buku. Kebiasaan itu membuat Arthur juga menggemari buku. Bagi Arthur buku bukan sekedar jendela dunia. Buku adalah rumah, tempat kita pulang. Rumah adalah tempat pertama yang paling dirindukan setiap manusia.

Prof. Uru juga sering menghabiskan waktu di Boulgetse untuk melakukan riset melalui buku-buku yang ada disana. Bahkan selain Witson yang mempunyai kunci perpustakaan itu, Prof. Uru juga mempunyai kunci Boulgetse. Kunci pemberian Witson supaya Prof. Uru bisa leluasa melakukan riset dalam urusan pekerjaannya. Sahabat, sekaligus orang kepercayaan Witson semasa menjadi wali kota.

Dulunya Boulgetse selalu ramai saat malam tiba, saat jam kerja habis. Para pekerja memilih untuk menghabiskan waktu di Boulgetse untuk membaca dan sesekali bertemu dengan Witson, berdiskusi tentang banyak hal. Keunikan Witson dalam memimpin Kota Nanoi saat itu, Witson lebih memilih perpustakaan sebagai tempat pertemuan, berbeda dengan pemimpin lain yang membuka Balai Kota untuk berkumpul bersama warganya. Orang-orang menyebut Witson, Malaikat dari Surga atas kebaikan dan kemurahan hatinya terhadap banyak orang.

Kini, Boulgetse menjadi tempat yang terbengkalai, semak-semak ilalang tumbuh di sekitar bangunan itu dan menutupi sedikit bagian bawah bangunan. Seperti kebanyakan perpustakaan di kota-kota besar. Sepi, terbengkalai. Untuk mencari kesunyian di kota-kota besar, pergilah ke perpustakaan. Disana sepi, selama minat baca orang-orang tidak tumbuh. Selama itu pula perpustakaan menjadi tempat asing.

Tapi hari itu, hari saat kejadian berdarah di Balai Kota menggemparkan seluruh penjuru Kota. Boulgetse kedatangan dua tamu. Satu terkapar penuh darah dibagian wajah, satu yang lainnya menggendongnya dengan susah payah turun dari mobil khas Balai Kota dengan atap berbahan kulit yang bisa dibuka. Prof. Uru dan Arthur menjadi penghuni baru Boulgetse setelah sekian lama tempat itu tidak disinggahi

Sesaat ketika Arthur jatuh akibat bidikkan Askar Kecha, Prof. Uru berlari menuju ruangan Charles dan membawa Arthur sebelum petugas keamanan Balai Kota datang. Saat sirine tanda bahaya dinyalakan, Prof. Uru sudah mengendarai mobilnya dan berhasil keluar dari Balai Kota tanpa kesulitan apapun. Hal pertama yang dipikirkan Prof. Uru adalah tempat persembunyian, awalnya Prof. Uru memikirkan rumahnya untuk menghilangkan jejak Arthur. Tapi ketika Mobilnya melewati Boulgetse, seketika Prof. Uru membelokkan mobilnya lalu memakirkannya di bagian belakang Boulgetse yang berbatasan langsung dengan laut.

Prof. Uru kesusahan menangani sendiri luka di mata Arthur. Untungnya Boulgetse bagai rumah baginya. Seluruh alat kedokteran masih tersimpan rapih di satu ruangan di Boulgetse. Setelah dua hari pasca kejadian itu, Arthur terbangun dari tidur panjangnya. Bertanya apa yang terjadi. Arthur jadi seperti seorang yang amnesia. Lupa segala hal, mungkin karena ada bagian dari saraf matanya yang putus akibat busur panah Askar Kecha. Amnesia yang dialami Arthur tidak bertahan lama, hanya beberapa jam setelah dirinya terbangun, Arthur sudah ingat semuanya dengan jelas.  

Sudah hampir dua minggu Arthur tidak keluar dari Boulgetse, Prof. Uru melarangnya. Sudah hampir dua minggu juga Prof. Uru melakukan penyamaran ketika pergi ke pasar kota untuk membeli bahan makanan. Prof. Uru melakukan penyamaran sebagai petani buah dan sayur, dengan menumpang truk-truk pembawa hasil pertanian dan perkebunan yang melintas—melewati Boulgetse.

Dendam yang mulai merajai tubuh Arthur mulai tidak terkendali. Dendam karena Natalie telah merebut semua darinya. Satu pesan di ponsel Rey menjadi bukti keyakinan Arthur, bahwa Askar Kecha adalah Natalie. Orang yang juga menjadi dalang dibalik kematian ayahnya. Hari-hari dihabiskan Arthur untuk bersumpah serapah di hadapan Prof. Uru. Sampai suatu ketika Prof. Uru menawarkan Arthur sesuatu yang menarik.


(BERSAMBUNG)

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar