Sunday, August 16, 2015

Elina & The President (Episode 2)


Elina lulusan terbaik Harvard University, visi yang idealis membuat presiden jatuh hati dengan kecerdasan dan bakatnya. Elina juga sering membantu Presiden dalam memutuskan segala hal yang dirasa Presiden susah untuk di putuskan. Elina selalu mempunyai pandangan perspektif yang tidak dilihat orang. Melihat segala sesuatu dari sisi yang tidak dilihat orang lain. Pengawal sekaligus teman mengobrol RI 1. Salah satu program kerja Presiden untuk mereformasi pejabat negara adalah ide dari Elina. Di periode ke dua kepemimpinan Presiden semua pejabat diganti oleh para ahli dibidangnya bukan dari partai politik. Gebrakan yang langsung membuah IHSG menguat.

Pasukan khusus Presiden sedang mengawal kedatangan Presiden Irak. Kali ini berbeda. Ini tamu khusus Pak Presiden. Presiden Irak datang dari jalur laut untuk menghindari kejaran media. Elina belum mengetahui perjanjian apa yang akan dibahas dalam pertemuan kali ini. Pak Presiden belum memberitahu Elina. Sebelum Presiden Irak, juga sudah datang perwakilan dari Mesir dan Libya yang juga belum diketahui Elina apa maksud tujuan mereka menemui Pak Presiden. Mereka membawa sebuah alat dalam koper berwarna perak. Isinya bukan uang karena tidak mungkin seorang yang diutus kepala negara membawa uang dalam koper untuk seorang Presiden. Apalagi RI 1 menyatakan dirinya anti korupsi.


"Negara ini hebat, 
Elina. Saking hebatnya banyak orang yang berebut untuk bisa menguasai negara ini. 
Stabilitas politik sengaja di goncang. Cara mereka untuk membuat negara ini terus begini
" ucap Presdien yang duduk di depan 
Elina. Presiden menyangkan dengan adanya banyak keprntingan yang tidak memprioritaskan rakyat diatas kepentingan segalanya. 
"
Sebenarnya hal yang paling susah dalam hidup bernegara itu bukan menciptakan sistem. 
Tapi, menciptakan sumber daya manusia yang hebat dan idealis bukan sekedar hidup tapi tak tahu terimakasih dengan negaranya, pak presiden" jawab 
Elina. 
"Benar, 
Elina. Sangat susah menciptakan itu semua. 
Sumber daya alam kita melimpah. Namun sumber daya manusia yang ada belum bisa menyeimbangakan itu semua
". Percakapan 
Elina dan Presiden tersambung hingga percakapan pribadi. 
Waktu yang pas sembari menunggu tamu kenegaraan dari Irak. Pak 
Presiden sering menggunakan waktu luang untuk berbincang dengan Elina sekaligus mencuri ide brilian dari 
Elina.


Bersambung
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar