Thursday, July 16, 2015

BADAI NEUROSIS (Final Episode)


Hari-hari setelahnya aktivitas Andriana kembali normal, sudah tidak ada lagi Neurosis apalagi dr. Jusuf yang hingga kini tak pernah menampakkan dirinya. Bulan kedua sejak Andriana mengirimkan pesan terakhirnya untuk dr. Jusuf. Hari ini ketika Andriana pulang dari kantornya, ada yang berbeda dari pintu rumahnya. Satu kotak ukuran sedang berwarna putih tergeletak di depan pintu rumahnya bersama satu buket bunga mawar merah. Tak ada pesan di luar kotak itu, tak seperti kotak-kotak lain yang selalu ada nama pengirimnya. Andriana membuka kotak itu sebelum sempat dia membuka pintu rumahnya—lembut berhadapan dengan pintu rumahnya. Tidak ada barang yang menarik di dalam kotak itu. Hanya ada secarik kertas bertuliskan “Apa kabar, An?” Andriana melongo bingung ada seseorang yang memanggilnya, suaranya nampak palsu, suara berat yan dilembutkan, jadi terlihat aneh. Andriana berbalik badan, di depannya berdiri seseorang yang mengubah jalan hidup dan pikirannya.

“Aku tidak bersembunyi, London bukan tempatku, jarak juga bukan teman baikku, kamu juga tidak perlu repot mencariku hingga ke London. Karena sejauh apapun aku pergi—kamulah tempatku untuk pulang. Jadi apakah aku terlambat, Andriana?”

“Nggak” Andriana mendekat membawa satu buket bunga mawar merah, langkah kecilnya membuat dr. Jusuf juga berjalan mendekatinya. “Sama sekali nggak, dok” Senyum Andriana mengembang, matanya memburu setiap lekuk wajah dr. Jusuf.  “dr. Jusuf nggak terlambat, aku yang terlalu cepat pergi”.

“Maksudnya?” Tanya dr. Jusuf. Andriana tidak membalas pertanyaan dr. Jusuf, matanya masih memburu setiap lekuk wajah dr. Jusuf sampai sebuah mobil yang dikendarai seorang lelaki terparkir di depan rumah Andriana. Kaca kemudi perlahan terbuka.

“Ayo Sayang, kita sudah ditunggu” Sahut lelaki dari dalam mobil.

“Iya sayang” Jawab Andriana, “Maaf dok” Andriana setengah berbisik lalu memberikan bunga mawar merah itu kepada dr. Jusuf. Andriana berlalu meninggalkan dr. Jusuf—masuk ke dalam mobil lelaki itu. Mobil perlahan meninggalkan rumah Andriana. Bunga yang dipegang dr. Jusuf jatuh ketika mobil itu sudah tak terdengar lagi suaranya.

-TAMAT-





Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar