Thursday, July 9, 2015

BADAI NEUROSIS (Episode 5)


Bintang Venus bersinar lagi malam ini, berada di antara bintang-bintang yang sinarnya tidak terlalu terang. Tapi, masih sama—tidak ada yang mempedulikannya, kecuali Andriana. Malam itu Andriana terbangun ketika denting halus bintang jatuh terdengar di telinganya—bingung melihat selimut yang menyelimutinya ditambah dengan hilangya dr. Jusuf dari sampingnya. dr. Jusuf tertidur di kursi balkon hotel dengan buku catatan yang masih terpegang di tangan kanannya. Andriana tersenyum mengambil selimut yang baru saja meyelimutinya. dr. Jusuf terbangun ketika selimut menyentuh lehernya.

“Jangan tidur di sini, dok. Dingin”.

“Iya An, saya tertidur. Makasih selimutnya” dr. Jusuf menegakkan badanya.

“Makasih juga dok” Andriana duduk di samping dr. Jusuf.

“Jam berapa ini An?”.

“setengah empat dok, kenapa emang?”.

“Oh enggak, nggakpapa, An”.

Aku bingung mengakhiri kisah ini. Andriana mulai gamang, pikirannya menggantung seperti mangga yang siap dipetik. dr. Jusuf juga—dia mulai menjauhi Andriana disaat cinta datang pelan menyapa Andriana. dr. Jusuf menganggap Andriana minim rasa dengannya. dr. Jusuf malu ketika Andriana mengetahui bahwa dr. Jusuf membohonginya soal terapi Neurosis yang dia lakukan secara diam-diam. Pagi menjelang subuh di balkon hotel adalah situasi yang tidak ingin dirasakan lagi oleh dr. Jusuf. Andriana sudah sejak awal mengetahui bahwa dr. Jusuf membohonginya soal hasil pemeriksaan Neurosis. Andriana sangat mengenal dr. Jusuf, seantero Jakarta tahu sepak terjangnya di dunia kedokteran.

Andriana perempuan cerdas. Mengajak dr. Jusuf ke Gili Trawangan bukan tanpa alasan. Harapan Andriana atas terapi khas dr. Jusuf terpenuhi. Pagi setelah pembicaraan mereka di balkon hotel. dr. Jusuf memilih pulang ke Jakarta lebih dulu, untuk menghindari pembicaraan yang makin menjadi-jadi. Tapi, Andriana salah.  justru Andriana masih ada dalam permainan khas dr. Jusuf. Terapi masih terus berjalan meski dr. Jusuf sudah tidak berada di sampingnya. Andriana tidak menyadari, ini adalah saat dimana dr. Jusuf leluasa menanam semua tentangnya di pikiran Andriana. Terapi akhir khas dr. Jusuf sebelum Andriana benar-benar sembuh.

Seminggu setelah kejadian di balkon hotel, pertanyaan besar Andriana mulai memenuhi ubun-ubun dan hampir pecah. Pikiranya tentang dr. Jusuf mulai benar-benar jatuh tertanam. Tidak tahu berawal dari mana—ini artinya dr. Jusuf berhasil dan Andriana masih belum menyadarinya. Pesan yang dikirim Andriana belum juga terbalas. Kamu tahu aku sengaja membuat dr. Jusuf tidak membalas pesan dari Andriana. Semakin Andriana penasaran semakin banyak pertanyaan yang muncul, semakin banyak pertanyaan yang muncul semakin banyak yang tidak terjawab. Semakin kesemakinan itu menjadi-jadi, dr. Jusuf akan menampakkan dirinya lagi

BERSAMBUNG...
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar