Seorang pria dengan jeans dan kaos polos hitam di Starbucks.
Duduk tepat di depan seorang wanita yang sibuk melipat lengan kemeja putihnya.
Katun! Wanita itu sangat suka kemeja katun.
“Jadi, kenapa kamu mengajakku ke tempat ini??” Sang Pria
bertanya.
“Kenapa kamu bertanya seperti itu??” Sang Wanita sibuk
melepas kertas pembungkus Muffin.
“Looh, memangnya salah??”
“Tidak, siapa yang bilang kalau itu salah??” Sang Wanita
mencubit Muffin cokelat lalu memakannya.
“Oke Stop!”
“Spotlight Effect,” Kata Sang Wanita setelah menghabiskan
satu cubitan Muffin.
“Sorry??”
“Ada yang sedang memerhatikanmu.”
“What??” Sang Pria latah menatap sekitar.
“Ketemu??” Sang Wanita memegang garpu dan pisau di
tangannya.
“No, manasih??” Sang Pria sibuk mencari sekali lagi.
“Jendelamu masih tertutup.”
“Maksudmu??”
“Coba lihat sekali lagi,” Sang Wanita memakan Muffin yang
tertancap di garpu.
“Cuma kita berdua di tempat ini.”
“Kecuali kalau kamu tidak menganggap para pekerja itu,”
Sang Wanita menunjuk beberapa pekerja Starbucks yang sibuk dibalik meja order.
“Tunggu-tunggu, kenapa kamu memakan muffin dengan garpu??”
“Memang ada yang salah??” Sang Wanita sibuk memotong
Muffin, seperti seorang yang memakan Steak.
“Oke, call back.”
“Aku merasa jendelaku sudah terbuka lebar.”
“Apa??” Tanya Sang Pria.
“So, Stupid,” Sang Wanita memakan muffin yang tertancap di
garpunya sekali lagi.
“Berarti jendelamu juga belum terbuka.”
“Yes!! Kamu mulai menangkap umpanku,” Sang Wanita menunjuk
Sang Pria dengan garpunya.
“Atau kamu yang sejak awal jadi umpanku,” Sang Pria
mengangkat alisnya.
Sang Wanita menatap Sang Pria. Bunyi sentuhan garpu dan
pisau yang jatuh menyentuh piring membuat beberapa pekerja Starbucks menatap mereka.
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar