Friday, December 12, 2014

Klik!


Kali ini saya menyajikan sebuah cerpen, yang saya buat ketika masih SMP dulu, saya juga mengedit sedikit dari cerita yang saya sajikan. yang berjudul "Klik!"

Ibuku masih saja sibuk dengan urusan dapurnya. Memasak untuk keperluan pagi ini, ayah & kak Dani masih belum bangun juga hingga sekarang. Dingin pagi ini masih terjaga sejak hujan mengguyur tadi malam, Jangan Tanya “aku sedang apa”. Tentunya aku sedang ada di depan komputer, mengotak-atik segalanya, maklum cita-cita untuk jadi ahli komputer belum pernah hilang hingga sekarang, di keluargaku tidak ada yang punya passion di dunia komputer, tentunya hanya aku.
Bunyi “Klik” pada mouse, selalu jadi suara yang menemaniku hingga malam, kak Dani selalu meremehkan cita-citaku, kata kak Dani “hanya orang-orang gila yang betah terus-terusan di depan komputer”. Yang pasti aku bukan orang gila, aku hanya seorang wanita berusia 19 tahun, cantik, berkarisma, yang punya bakat di bidang komputer, tidak seperti kak Dani. Cita-citanya jadi seorang astronot, padahal dia sekarang masih kuliah jurusan Hubungan Internasional. Memnagnya ada kaitan antara HI dan Astronot?, hahaha.. sesungguhnya kak Dani lah yang lebih gila.

Guruku disekolah juga selalu memujiku. Ya, walaupun hanya guru komputerku yang sering memujiku karena nilai komputerku yang tidak pernah dibawah 9.
“Ya tuhan, Rika! Dari subuh sampai sekarang kamu masih didepan komputermu itu?”
“Hehehe, iya bu ini lagi asik otak-atik komputer”
“Ini makannya sudah jadi, mau makan dimana?”
“Meja makan saja bu, tunggu ayah dan Kak Dani bangun”
Seminggu lagi pengumuman tes seleksi tempatku melamar pekerjaan. Tentunya sebagai ahli komputer. Cita-citaku sebentar lagi tercapai, tidak seperti kak Dani si astonot gila itu. Akhirnya kak Dani dan Ayah bangun, langsung menuju meja makan setelah mencuci kaki, tangan dan membasuh muka.
“Asik, Rika tambah jelek ya sekarang” kak Dani duduk tepat didepanku
“Asik, kak Dani pasti mimpi terbang ke luar angkasa ya?’ hinaku gantian.
“Jam berapa kamu tidur tadi malam rik?” Tanya ayah.
“Jam 12 yah,”
“Ya, tuhan mau sampai kapan kamu begadang dengan komputermu itu?” Tanya ayah memelas.
“Iya, sejak kelas 1 SMP kamu selalu asik dengan komputermu” Tanya ibu setelah meberikan nasi di piring ayah dan kak Dani.
“Kamu ingat? Baru setahun yang lalu kamu hampir saja meninggal karena Angina Pectoris yang kamu idap?” kak Dani membalas.
“Kamu selalu kurang istirahat, olahraga jarang,tidur juga tidak pernah lebih dari 5 jam.” Ayah menambahi nasehat dari kak Dani.
Sampai sarapan selesai aku, hanya mendengarkan nasehat-nasehat itu. Katanya penyakit Angina Pectoris itu gejala jantung koroner, juga bisa menyebabkan kematian, gejalanya seperti masuk angin biasa. Tapi sampai sekarang pun aku masih baik-baik saja. Ayah, ibu, kak Dani terlalu menganggapnya serius.
Hari ini, sejak 1 jam yang lalu aku masih menunggu pengumuman seleksi tes , pihak perusahaan akan menghubungi lewat telepon siapa saja yang dapat diterima.  Aku ditemani ibu, cemas menunggu hasilnya didepan komputer, suara klik dari mouse sedikit mengganggu ibu.
Tiba-tiba Jantungku berdebar kencang, kata ibu wajahku kebiruan, aku merasakan mual & pusing yang tidak seperti biasanya, badanku dingin, dadaku sesak, 5 menit aku merasakannya. Ada telepon dari pihak perusahaan itu. Belum sempat aku mengankat telepon, tubuhku jatuh terkulai di lantai ketika aku akan berdiri dari tempat dudukku. Ibu berteriak risau, ibu mengangkat telepon itu, ibu bilang aku diterima, aku tersenyum kabar baik bagiku tapi mataku sudah tidak jelas melihat ibu.




Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar