Monday, December 15, 2014

Catatan Kegelisahan (Ubah Pemikiran)


Sebenarnya saya juga sedikit bertanya pada diri saya sendiri. “apakah saya harus memberitahu kegelisahan yang ada di dalam otak saya dalam bentuk tulisan?”. Ternyata jawaban yang saya dapatkan adalah “Harus!”, bukan maksud mengajari atau menggurui. Saya hanya bermaksud berbagi ilmu, teori ataupun pengetahuan yang saya milikki yang sedang jadi kegelisahan saya.


Pertama : saya sedikit risih dengan “mereka” yang di kesehariannya hanya memikirkan masalah “cinta” baik itu pria/wanita. Bagi saya “mereka” yang hanya memikirkan cinta masa remaja adalah sungguh sangat merugi. Bukannya saya “tidak suka” dengan hal itu. Karena bagi saya “pasti” ada hal yang lebih PENTING ketimbang memikirkan masalah tersebut. Apalagi mereka yang saya temui selalu bilang “Pacaran itu untuk nikmatin masa muda”, jujur saya bingung dengan kalimat itu, padahal “mereka” sadar bahwa “mereka” pacaran pada akhirnya juga akan putus, dengan sejuta janji yang mereka ingkari satu per satu. Masalah itu adalah masalah yang membuat generasi bangsa menjadi lebay dan tidak peduli dengan lingkungannya. Dampaknya kita bisa melihat generasi muda kita sekarang, meskipun “tidak semuanya”, mereka lebih asyik dengan kesenangannya sendiri, suka mencemooh, hanya suka menuntut tanpa memberi solusi. Bagi “mereka” kesenanganlah yang nomor 1. Menurut saya Dogma itulah yang harus diubah, kaum muda adalah kaum yang paling “bisa” mengikuti perkembangan zaman, juga yang paling “bisa” terjerumus dengan perkembangan zaman. Sangat disayangkan akar masalahnya ternyata itu. Kaum muda adalah garda terdepan majunya negara ini, majunya peradaban manusia.

Contoh : Raja Fatih yang menaklukan Constatinopel, dengan usianya yang masih sangat muda, dia sudah mempunyai idelisme yang bisa saya akui itu hebat, sebagai anak muda yang mementingkan kaumnya bukan dirinya. Nabi Muhammad SAW, sejak muda dia sudah mempunyai prinsip untuk berjuang di jalan Allah SWT, saya tidak bisa mengungkiri kesabaran dan keberaniannya menghadapi musuh-musuh yang menghina Islam atau bahkan menjatuhkannya. Soekarno bapak proklamator kita, seseorang yang bisa memikat hati rakyatnya dengan sangat mudah, bahkan dia sudah mulai berpidato pada usis 29 tahun. Mungkin akan ada yang mempertanyakan “itu tidak Adil Itu kan jaman dahulu” saya bukan mempermasalahkan kurun waktunya, tapi saya mencotohkan semangat perjuangannya dan keberanian tokoh-tokoh tersebut. Menurut saya Sopan santun “mereka” sekarang sudah agak tidak terlihat dan tidak bisa dibanggakan, meskipun tidak semua. Sekarang saya sangat mudah untuk melihat karakter seorang apakah dia mempunya sopan santun / tidak. Sombong / tidak. Kalau dengan cara saya “ajak saja seseorang untuk bermain PS (PES 2013), kalahkan dirimu biarkan dia menang. Maka kamu bisa melihat karakter orang tersebut”. Cara ini sudah saya gunakan berulang-ulang (untuk teman saya yang laki-laki) dan berhasil, bahkan sangat berhasil.
Solusinya menurut saya, masing-masing dari kita harus BISA mendewasakan diri dan mencerdaskan diri kita. Karena menurut saya: “Kaum yang paling baik adalah Kaum yang mampu mendewasakan diri” dan “Kaum yang beruntung adalah kaum-kaum yang cerdas”


Sekali lagi saya tidak bermaksud untuk mengajari/ menggurui. Ini kegelisahan saya, karena selaku salah satu pemuda, saya sudah jarang sekali melihat teman-teman lain yang mempunyai idelisme/ pemikiran yang bisa di sumbangakan ke banyak orang, sebenanrnya bisa tapi “mereka” tidak peduli. SO, ayo bangkit jangan hanya urusi diri sendiri cobalah berterimakasihlah pada siapapun atau apapun yang membuat kita ada disini, kita menjadi manusia yang benar-benar pantas menurut negara, keluarga dan Agama. Mulai, ucapkanlah Terimakasih pada orangtua kita, guru-guru kita, teman-teman kita yang rela repot-repot mengajarkan, membimbing, menasehati dan membuat kita tidak seperti kita yang dahulu. Membuat kita menjadi lebih baik lagi. Saya mengucapkan “terima kasih” untuk siapapun yang telah melakukan itu semua untuk saya. Intinya, Kita bisa belajar dari siapapun jangan malu untuk mengakui kehebatan orang lain, jangan sungkan membenarkan apa yang salah. Ambilah “RESIKO” cerdas untuk menjadikan itu semua “Kenyataan”. Terima kasih.
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

2 comments:

Ayo Beri Komentar