Ia
dikisahkan oleh hujan pada minggu malam.
Ada hati
yang lapang tampak di pelupuk matanya.
Ajarkan aku
membunuh imajinasi ini;
tentang
apakah aku bisa seutuhnya mencintaimu tanpa perasaan cemas.
Bunuh aku,
ketika segala yang mungkin terhapus oleh yang muskil.
Tubuhmu
adalah perantara doa agung, tempat segala sajian diperebutkan.
Sedang aku terdiam
di sudut melihat mereka saling sikut, saling tendang, tubuhmu yang malang.
Aku tak
berenergi, biarkan semua orang merebutkanmu. Menunggu adalah satu-satunya
keahlianku. Saat kau tidak lagi punya pilihan. Aku adalah sisa. Tempat kau bisa
mengadu apapun.
Aku berdoa
pada tuhan yesus,
turunkan
hujan sebelum matahari membakar habis diriku.
Basahkan aku
dan bersihkan luka memar berdarah di sekujur tubuhku.
Ingatkan aku
untuk membunuh segala pikiran janggal.
Tentang
bisakah aku menjadi satu-satunya yang kau mau.
Aku ingin
mati di sampingmu.
Melahirkan
cerita-cerita baru yang tak akan bisa dihapus oleh waktu.
Kalo kau
anggap ini berlebihan. Aku setuju.
Kau membangkitkan minatku,
menjagaku dari pikiran-pikiran gila.
Lantas apa
yang kurang?
Apa yang
lebih kau butuhkan dari menjadi hidup dan bernyawa?
Kau tidak sedang terlibat pada segala jenis pertarungan, bahkan pertarungan dalam dirimu.
Kau hanya
berputar-putar, menjawab rasa penasaran di kepalamu.
Kau lupa bahwa jawaban dari semua itu, ada di aku.
Mungkin ada di aku,
Mungkin.
abaikan.
ini hanya
pikiranku.
imajinasiku.
atas semua
yang kutulis.
semoga kamu
bahagia
aku bahagia
kita
bahagia.
selamat
bertemu kembali.
pada kisah
baru
momentum
yang tepat
waktu yang
baik.
satu yang
tak akan pernah berubah.
aku
mencintaimu dengan segala kurangku,
menyayangimu
dengan segenap cela yang kau tahu.
Mengharapkanmu
lebih dari mimpi burukku.
Semoga kita
bahagia.
kita harus
bahagia
kita
bahagia.
bahagia.
meski dengan cara masing-masing.
Semarang, 15 November 2021
Selamat ultang tahun, sekali lagi.
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar