Tuesday, March 2, 2021

Seorang Pria yang Mati di antara Percakapan Kita



Aku mendengar percakapan lama kita 

di antara deru mesin 

yang lalu-lalang di jalan utama.


Musim hujan tahun lalu 

cerita-cerita ini kembali mengusikku. 

Ia seperti cambuk yang menghapus niat buruk manusia.


Kemarin jalanan basah, 

tak ada lagi air mata, 

semua tak terlihat, 

menyatu dengan aspal hitam. 


Hari ini, aku berada di antara keramaian 

seperti perperangan yang tak kunjung selesai 

karena konfliknya bahkan belum ditemukan.


Kupikir aku bisa berdiri kuat, 

mendengar semua cerita yang masih basah,

atau semua cerita yang menjadi kering, 

semua cerita yang lupa punya tuan.


Nyatanya aku sama saja, 

makin dalam aku merasuki cerita-cerita itu, 

aku makin tak merasakaan diriku sesungguhnya.


Saat cerita-cerita itu selesai, lalu pulang pada pemiliknya, 

aku akan tetap berdiri, sendirian, seperti sediakala, 

dan sama sekali tak tahu 

ke mana isi kepala ini harus muntah dan berlabuh.


Faktanya aku tak sekuat itu.

Seperti kamu; aku juga butuh aku.


aku yang dulu

aku yang semu

aku yang kini buntu



Semarang, 3 Maret 2021

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar