Friday, March 26, 2021

dari sudut ketiak kiri


 

Tahukah kamu, di ketiak kirimu ada sebuah tombol untuk membuka sebuah portal. Letaknya kira-kira dua jari jika diukur dari bagian atas, batas antara ketiak dan lengan. Biasanya tombol itu aktif setelah pukul dua belas malam, aku sendiri belum pernah berhasil membukanya, ada sebuah pola yang katanya tiap hari berganti, pola itu adalah kunci untuk membukanya. Kadang aku juga melihat pola kunci itu berganti dengan pola angka.

Aku pernah mendengar kabar dari orang-orang asing, bahwa pintu itu akan terbuka ketika ketiakmu penuh keringat dan memancarkan bau tidak sedap, lalu sempat kupikirkan, siapa yang berkeringat pukul dua belas malam? Aku tidak pernah olahraga pada jam-jam itu. Konon ketiak yang basah membantu melumasi mur-mur pada pintu itu agar mudah terbuka, maklum pintu itu sudah berusia ratusan tahun, bahkan sudah ada jauh sebelum kita dilahirkan.

Ibuku bilang, dulu pernah ada legenda dari Kerajaan Kutai yang berhasil membuka pintu itu, ia bekeringat karena meniduri 1500 pelayan sebelum pukul dua belas malam, namun legenda itu tidak pernah kembali. Dari kejadian itu orang-orang meyakini bahwa pintu itu adalah portal menuju surga. Orang-orang mulai mencoba mengikuti jejak legenda itu, namun sayangnya tidak ada yang berhasil meniduri lebih dari satu orang, rata-rata mereka keok sebelum lima menit. Tidak ada pria lain yang berhasil melewati pintu itu selain sang legenda, Pangeran dari Kerajaan Kutai.

Konon, ada kabar liar yang mulai jadi bahan pembicaraan, bahwa pintu itu dijaga oleh para pelayan perempuan. Para pelayan itu tidak akan membiarkan para pria berkeringat, pelayan-pelayan itu dilatih untuk menaklukan para pria kurang dari tiga menit. Sehingga jika ada seseorang yang bisa melewati pintu itu berarti ia adalah orang yang terpilih dan layak.

Pria-pria tidak bisa sembarangan meniduri para perempuan, meskipun mereka berkeringat, jika perempuan yang ditiduri bukanlah pelayan yang ditunjuk, keringat itu akan menjadi sia-sia. Pelayan-pelayan itu memiliki ciri, mereka memiliki tanda dua titik merah di pergelangan tangan kirinya. Katanya tanda itu akan membantu para pria untuk membuka pintu dengan menempelkannya pada ketiak kiri. Para pelayan tersebar di berbagai penjuru negeri, mereka menyamar, ada yang menyamar menjadi CEO sebuah perusahan ­startup, ada juga yang menjadi Walikota, hingga menyamar sebagai polisi.

Sebelum bertugas mereka diberi pilihan untuk bisa menyamar sebagai siapapun kecuali menyamar sebagai pekerja seks komersial, karena dengan menyamar sebagai PSK mereka akan mudah terlihat, dan pintu akan mudah terbuka. Mereka harus menyamar sebagai seseorang yang sulit didekati.

Tujuh belas abad kemudian legenda dari Kerajaan Kutai itu ditemukan di sebuah pantai di selatan Pulau Kalimantan, ia kebingungan, nelayan menemukannya dalam keadaan telanjang bulat. Berita ini menggemparkan bukan hanya di dalam negeri, namun seluruh dunia. Rumor tentang keberadaan sebuah portal di ketiak kiri para lelaki menjadi hangat dan kembali dibicarakan. Adalah seorang peneliti muda yang pertama kali menulis argumen itu pada sebuah portal berita online. Banyak yang menganggapnya hanya sekadar racauan belaka, namun lebih banyak yang meyakini bahwa itu adalah kebenaran yang selama ini coba ditutupi oleh orang-orang yang hidup sebelum generasi ini.

Pangeran dari Kerajaan Kutai itu hanya terlihat sekali, setelah orang-orang perwakilan pemerintah menjemputnya, tidak ada lagi yang mengetahui keberadaan Sang Pangeran, spekulasi bermunculan, media-media online menulis kemungkinan keberadaannya. Yang paling logis, pangeran itu kini menjadi aset negara, dan ia mungkin sedang diinterogasi. Hingga hampir sepuluh tahun setelah kejadian, tidak ada yang tahu di mana keberadaannya.

Di tahun kesepuluh, seorang aktor baru dipromosikan pada sebuah film hasil rumah produksi yang pertama kali mempopulerkan  nama Reza Rahadian. Namanya Zahid Paningrome, ia lebih tampan dari Reza Rahadian, lebih jago dalam berakting daripada Reza Rahadian. Film debutnya bercerita tentang keadaan bumi di tahun 2050 yang mulai sepi, karena lebih dari 50% penduduk bumi sudah pindah ke planet mars. Hanya tersisa penduduk miskin yang harus berjuang hidup di lingkungan yang sudah tidak lagi sehat karena racun akibat limbah produksi yang tidak lagi terkontrol.

Para penduduk miskin diberi kesempatan untuk bisa tinggal di mars dengan biaya gratis. Syaratnya harus mengikuti sebuah pelatihan di dalam camp yang dibangun oleh negara. Camp-camp itu menyiapkan seseorang untuk diberangkatkan ke planet mars menjadi tentara yang memetakan planet mars, planet itu masih harus dipetakan karena tergolong baru untuk ditempati. Orang-orang yang masih tertinggal di bumi tidak menyangka bahwa jumlah penduduk miskin hampir sama dengan jumlah penduduk tidak miskin yang mampu membeli tiket sekali jalan ke planet mars.

Film itu memenangkan banyak kategori di Festival Film Indonesia, termasuk aktor terbaik untuk penampilan outstanding dari debut Zahid Paningrome, film terbaik, sinematografi, sutradara, skenario asli, tata suara, tata musik, dan efek spesial terbaik. Film itu bahkan mewakili Indonesia di ajang Academy Award sebagai Best Foreign Film dan berhasil lolos hingga lima nominasi terakhir di malam puncak, meskipun tidak membawa piala botak itu.

Sejak Zahid Paningrome mulai mendapatkan sorotan orang-orang mulai curiga bahwa dirinya adalah pangeran dari Kutai yang sepuluh tahun lalu ditemukan, paras tampannya persis, membuat orang-orang semakin yakin bahwa ia dan pangeran itu adalah orang yang sama.

Zahid Paningrome yang selalu ditanyai fakta itu dalam setiap kesempatan wawancara menolak untuk menjawab, ia hanya diam dan meminta untuk mengajukan pertanyaan lain. Hal itu semakin membuat masyarakat yakin bahwa dirinya adalah pangeran Kutai yang hilang itu.

Karena warga merasa ada keanehan, dan yakin 100% bahwa ada fakta dan kebohongan yang coba ditutupi, mereka melakukan protes dengan turun ke jalan, aliansi pembela kebenaran terbentuk dan mereka bertelanjang dada untuk melakukan protes itu, pria dan perempuan turun ke jalan, memamerkan ketiak kiri mereka yang berkeringat. Media internasional memberitakan anomali unik itu, hingga hampir enam bulan lamanya protes itu selalu digelar hampir setiap hari. Protes itu selalu berjalan damai, tidak ada alasan bagi pihak kepolisian untuk membubarkan. Selama enam bulan juga tidak ada jawaban yang memuaskan mereka. Zahid Paningrome tetap diam, bahkan merilis film keduanya yang kali ini ia tulis dan ia sutradarai.

Sejak pertama kali poster film itu dirilis, film itu langsung jadi pembicaraan. Seakan menjawab para demonstran yang melakukan protes. Film itu berjudul dari sudut ketiak kiri, bertahan di bioskop selama lebih dari dua bulan. Film itu menjawab seluruh pertanyaan orang-orang tentang kebenaran kisah portal pada ketiak kiri. Meski film itu tidak sesukses film pertama Zahid Paningrome dalam urusan penghargaan, namun film itu memecahkan film Box Office Indonesia hampir sebelas kali lipat dari film paling laris sebelumnya.

Film itu membicarakan hal-hal yang lama diyakini banyak orang, seperti rumor tentang pelayan perempuan dan tanda dua titik merah di pergelangan tangan kiri. Banyak orang mulai mencurigai para Polwan, CEO dan Walikota perempuan, film itu bahkan memberitahu dengan detail bagaimana cara membuka portal itu dengan menaruh adegan di ending. Adegan itu sangat ekonik dan terus dibicarakan, lima ratus pasangan bercinta di jalanan sebelum pukul dua belas malam hingga berkeringat. Lalu film itu berakhir dengan cahaya terang muncul dari langit dan seeorang pria dengan jubah putih berambut gondrong turun ke bumi.

Para demonstran yakin itu adalah cara Zahid Paningrome berkomunikasi dan menjawab bahwa rumor tentang dirinya yang seorang pangeran dari Kerajaan Kutai adalah benar adanya. Mereka melakukan protes lagi, dan turun ke jalanan, kali ini dengan jumlah masa dua kali lipat lebih banyak. Dan mereka bercinta bersama-sama di jumat yang dingin satu jam sebelum pukul dua belas malam.

Adegan itu direkam oleh banyak mata kamera, bahkan tanpa menunggu lama sudah tersedia di situs video dewasa seperti pornhub. Dari kejadian itu orang-orang mulai sadar bahwa ternyata banyak pejabat dan orang penting yang juga mempercayai rumor dan cerita melegenda itu. Terlihat banyak menteri, pejabat daerah, para polisi dan CEO perusahan startup yang ikut turun ke jalan untuk bercinta dan bertukar pasangan. Mereka saling memberi semangat untuk tetap bertahan agar mencapai orgasme bersama-sama. Teriakan untuk menahan menggema di langit-langit.

Mereka meneriakkan sumpah serapah saat mulai merasakan orgasme hebat, keringat mulai membasahi tubuh para demonstran, menempel dari satu tubuh ke tubuh lainnya, di antara mereka ada para perempuan yang menempelkan pergelangan tangan kirinya pada ketiak kiri para pria. Makin lama adegan itu makin tidak terkendali, orang-orang mulai lupa pada tujuan awal, mereka memuaskan diri sendiri dengan terus bercinta sampai orgasme berkali-kali.

Tepat jam dua belas malem terdengar dentuman keras yang membuat para demonstran berhenti bergerak, seperti sebuah patung selamat datang. Mereka saling bertanya dari mana datangnya suara dentuman itu, keadaan menjadi hening, seperti pagi dingin sebelum azan subuh terdengar. Lima menit kemudian dentuman kedua, lebih keras dari dentuman pertama, mengangetkan semuanya. Mereka menyadari bahwa suara dentuman itu terdengar dari langit malam. Mata mereka tertuju pada satu titik di langit, sesuatu yang sangat terang muncul membuat mata-mata menghindar untuk langsung melihatnya, beberapa dari mereka menahan cahaya itu dengan tangan agar tak langsung menerpa mata. Banyak juga di antara mereka yang tetap menatap cahaya terang itu dengan mata terbuka.

Orang-orang mulai memberi ruang mendarat untuk cahaya yang mulai melebar. Cahaya itu seperti cahaya senter yang ditumpahkan ke dinding-dinding. Di dalam kepala mereka muncul pertanyaan yang sama, dengan senyum yang sumringah, apakah ini jawabannya.

Seseorang dari demontran menginjakkan kaki pada cahaya yang menempel di aspal hitam, demonstran itu mulai melayang, kakinya tidak lagi menapak pada jalanan. Ia terbang pada alur cahaya itu meunju ujungnya lalu menghilang. Yang lainnya saling menatap, lalu satu persatu mengikutinya, masuk ke cahaya itu, melayang—terbang lalu hilang. Sampai pada orang terakhir, cahaya terang itu pelan-pelan naik dan ikut menghilang.

Jalanan kembali sepi, menyisakan cairan-cairan yang keluar dari kelamin para demonstran, membanjiri jalanan seperti banjir setiap awal tahun di ibu kota.


Semarang. 27 Maret 2021

dari sudut ketiak kiri oleh Zahid Paningrome

 

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar