Wednesday, January 3, 2018

Recitativo #7


Sejujurnya mimpi adalah bagian tidur yang tidak aku sukai. Mungkin tiga sampai empat tahun yang lalu aku masih menganggap mimpi sebagai sesuatu yang sangat menyenangkan. Akhir-akhir ini mimpi menjadi sesuatu yang sangat menakutkan, sangat erat kaitannya dengan penanaman ide, entah dari siapa—mungkin kaitannya langsung dengan Tuhan semesta alam. Bagiku mimpi tidak lagi sebagai bunga tidur. Ia lebih dari itu; lebih mengerikan.

Tahun baru kemarin aku memimpikan sesuatu yang membuatku takut, seperti tuhan memberikan sebuah gambaran apa yang akan terjadi di tahun ini. Aku penasaran sesuatu yang akan terjadi di bulan ketiga, tujuh, dan sembilan. Mimpi itu membuatku enggan keluar dari rumah, rasanya sungguh sangat melelahkan. Mungkin benar mimpi adalah firasat dan isyarat. Firasat bagi diri kita sendiri dan isyarat untuk disampaikan kepada orang lain.

Bukan. Ini bukan meramal, totally bukan. Aku hanya ingin merekam dalam sebuah tulisan, dan membuktikan apakah firasat dan isyarat itu benar adanya. Aku tidak akan menceritakan detail mimpi itu, aku telah berjanji pada pemilik semesta tidak akan memberitahunya pada siapa pun. Yang aku akan beritahu hanya satu ini: Bahwa aku bertemu orang-orang yang tidak terduga, warnanya macam-macam; ada teman lama, orang asing, dan seseorang yang sebetulnya tidak ingin aku lihat lagi.

Aku sering memimpikan seseorang, adakalanya aku cuek tidak memberitahu orang itu. Pernah beberapa kali kejadian, esok atau tidak lama setelah mimpiku, orang itu (yang ada dalam mimpi) mengalami sebuah musibah. Awalnya aku shock, karena musibah itu hampir sama dengan apa yang ada di dalam mimpiku. Setelah kejadian itu, setiap aku memimpikan seseorang aku selalu langsung mengabarinya, menanyakan kabar, dan memberitahunya untuk berhati-hati. Banyak dari mereka yang menganggapku aneh—karena seringkali aku memimpikan seseorang yang tidak aku kenal. Sejujurnya itu tidak ingin aku lakukan—tapi kenapa rasanya harus.


Aku percaya, mimpi adalah dunia yang berdiri sendiri, ia memiliki tatanan tersendiri, mimpi sebagai pencatat kejadian apa yang akan terjadi di masa depan, cuma memang aku masih mencari tahu mimpi memberi tahu kita dalam rentan dan jangka waktu berapa dari waktu kita saat ini. Itu yang bagiku masih sulit dianalisis.

----- 
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar