Tuesday, January 9, 2018

Tentang Hujan yang Bertanya


Aku melihat hujan yang murung di teras rumahmu, 
di sana kau pernah berdiri menangis 
berlutut pada lantai penuh debu. 

Tangismu serupa matari yang hangat, 
memohon seorang keluar 
dalam luka yang merah padam. 

Aku sendiri duduk di balik pintu 
mendengar kata-kata 
yang lirih terhapus angin. 

Lebihlagi rindu mengakar keras tak bersuara
seperti seorang ibu yang risau menunggu seorang anak pulang. 

Kau tahu aku ingin jadi mata bagi masa lalumu yang buta, 
melihat kau menjelma sepasang buahbaju 
di kain beledu milik tetangga rumahku. 

Aku ingin membunuh realita
seperti saat taman penuh warna itu
hanya jadi tempat pengasingan

Lalu aku akan bertanya
sekali lagi

Sudahkah kau memimpikanku? 
Karena aku selalu.

Semarang, 9 Januari 2017
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar