Hujan dini hari,
titik dimana ruang tidak bicara soal luas
titik dimana ruang tidak bicara soal luas
Kamu tidak tahu,
aku pernah sesakit itu mendengar ceritamu,
menahan rasa cemburu
Rasa sakit,
yang hingga kini terus hinggap,
tanpa kamu tahu
tanpa kamu tahu
Merahasiakan soal rasaku,
rasa dimana semua
rasa dimana semua
tak bicara apa adanya
Aku memang mudah jatuh
cinta.
Tapi, mudah juga lupa
Tapi, mudah juga lupa
Barangkali kamu lupa,
aku pernah seceria itu
mendengar tawa riangmu
aku pernah seceria itu
mendengar tawa riangmu
Membicarakan banyak hal,
perihal hujan dini hari
perihal hujan dini hari
Hujan yang basah di keningmu,
hujan yang manja di bibirmu,
hujan yang ragu di matamu
hujan yang manja di bibirmu,
hujan yang ragu di matamu
Aku tidak melarangmu mendatangiku,
saat hubunganmu sedang kacau balau
Aku tetap membuka pintu,
untuk orang-orang
yang mengalami penolakan—sepertiku
untuk orang-orang
yang mengalami penolakan—sepertiku
Sembari menahan rasa sakit,
tersenyum pahit,
bersembunyi di balik luka yang lirih
tersenyum pahit,
bersembunyi di balik luka yang lirih
Hujan dini hari tadi jadi saksi,
aku bahagia melihatmu lebih bahagia.
aku bahagia melihatmu lebih bahagia.
Semarang, 28 September 2016
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar