Sunday, August 16, 2020

di dunia ini kesedihan bukan hanya milikmu seorang; kesedihan menghancurkan semua orang.


Barangkali kita merasa orang lain tidak pernah peka bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Tapi jangan jadi alpa, kita juga sering lupa bahwa orang lain mungkin juga merasakan apa yang sedang kita rasa; sedang tidak baik-baik saja. Justru dalam keadaan paling terpuruk, kita seringkali tidak ingin mengerti dan memahami orang lain. Kita bukan hanya tidak peduli pada sesama saat sedang baik-baik saja, bahkan juga dalam keadaan sedang tidak baik.

Bayangkan seseorang mengirimkan sebuah pesan di ponselmu dan mengaku akan mengakhiri hidupnya dalam dua tahun jika ia masih tidak menemukan seseorang yang baik. Sosok yang akan menuntunnya dan menjadi pengantar setiap hidup dan tidurnya. Dan tiba-tiba kamu merasa seseorang itu menginginkan dirimu, karena orang itu menganggap kamu adalah sosok ideal yang ia maksud.

Bagaimana tentang beban yang tiba-tiba menimpamu jika kamu mengatakan hal jujur bahwa kamu sedang tidak tertarik bahkan sama sekali tidak memikirkan relationship apapun. Ia menginginkan kamu menjadi apa yang ingin dia mau. Sedang kamu sedang terus berusaha untuk mencintai dirimu terlebih dahulu sebelum kuat mencintai yang lain.

Orang seringkali lupa, bahwa kita akan mendapatkan sesuatu jika kita memberikan sesuatu. Jadilah baik untuk mendapatkan apa yang baik untukmu. Jangan menyebut orang lain jahat jika ia dalam kalimatnya menyiratkan penolakan, karena mereka juga manusia, punya segala jenis masalah yang sedang mereka usahakan untuk cepat berlalu dan selesai. Di dunia ini kesedihan bukan hanya milikmu seorang. Kesedihan menghancurkan semua orang.

Value hidupmu mengantarkan kamu ke sebuah realitas, kadang memang tidak ideal menurutmu, yaa mungkin karena kamu belum pantas mendapatkannya, karena kamu tidak menjadi ideal untuk diri sendiri. Jika kamu menginginkan sosok yang baik, tangguh, dan mengerti keadaanmu seutuhnya, barangkali kamu juga harus seperti itu lalu kamu baru bisa mendapatkannya. Bukan menjadi arogan untuk mendapatkan semua tanpa melihat value diri sendiri, tanpa memberi kebaikan. Jika tiap hari yang kau tebar hanyalah kesedihan-kesedihan yang sama dan ketakutan-ketakutan yang sebenarnya tidak nyata karena pasti bisa kamu lalui, aku harus bilang kamu hanya akan mendapatkan sosok yang setipe dengan keadaan dirimu yang sekarang. Tuhan baik, tapi tidak bodoh.

Lalu aku berpikir, tidakkah seorang manusia mampu berbuat baik tanpa berharap apapun? Ia hanya berbuat baik saja. Ia tidak egois, karena aku masih sangat setuju bahwa segala kebaikan itu sifatnya egois, kita selalu mengharapkan balasan, atau paling tidak kita merasa senang melakukan itu. Tidak perlu ada yang dirugikan kalau semua bisa beriringan dan saling melihat, mengingatkan jika salah satu dari kita keluar jalur dari apa yang kita sendiri yakini.

Kita punya mekanisme koping masing-masing, pernahkah kita berpikir bahwa cara kita menyembuhkan luka akan makin cepat ketika kita sama-sama memperhatikan satu sama lain? Tentu tanpa berniat menghakimi, yang perlu kita pahami pertama adalah mengapa seseorang sampai perlu menyembuhkan dirinya, alasan apa yang membuatnya ada di titik itu. Jika alasan mereka sama, mungkin kita bisa saling berbagi cara untuk sembuh lebih cepat. Dan jika alasan yang membentuk kesakitan dan luka itu sama sekali berbeda, paling tidak kita ada di sampingnya, sekadar untuk mendengar, atau sampai memberi saran jika diminta.

Selain menyadari bahwa hidup ada baiknya dijalani sekaligus dinikmati dan tentu tidak lupa disyukuri. Tapi ada hal lain yang perlu kita sadari, bahwa setiap hari dalam hidup adalah arena berjuang sekali lagi, tanpa henti, terus menerus. Ada yang hari ini melewati rintangan lebih berat dua kali lipat dari hari kemarin. Ada yang berhasil melaluinya dengan baik karena punya startegi dan kecerdasan karena ia selalu belajar dari yang sebelumnya ia alami. Ada yang masih keras kepala tidak pernah ingin belajar dan selalu mengeluh atas rintangan yang ada dan menyalahkan ketidak-pekaan orang lain karena ia tidak dibantu dan ditolong.

Padahal kalau kita yakin dan percaya pada kemampuan diri sendiri, kita tidak akan sampai menyalahkan orang lain, menyebut orang lain jahat, bahkan mungkin tidak ada waktu untuk berkeluh pada apa yang terjadi, karena kita sendiri yakin, segala rintangan hanyalah pion dari permainan catur. Ringan tapi punya pengaruh jika kita mau memahami bahwa pion-pion itu adalah pembuka dari segala yang besar, segala yang kuat.

Kesakitan yang kamu alami sekarang, barangkali orang lain juga merasakannya. Jangan berulah apapun sebelum sama-sama kita bisa menyembuhkannya. Kesedihan yang mendalam memang akan sulit kita lewati, namun sulit bukan berarti tidak bisa. Kita bisa jadi bom waktu atau jadi bunga yang mekar di taman-taman. Jika kesakitan, luka, dan kesedihan itu menjadi bom waktu, saat ia meledak yang dirugikan bukan hanya kamu, tapi orang-orang di sekitarmu, orang-orang terdekatmu. Jika kesedihan, luka, dan kesedihan mampu kamu pahami sebagai bahan belajar dan merenung, bahwa memang seperti itulah realita hidup; harus belajar terus menerus, mengenal diri sendiri, apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Apa yang baik, apa yang buruk, apa yang tidak, apa yang iya.

Kita adalah pilot bagi tubuh, pikiran, dan jiwa kita sendiri. Kalau kamu pikir tidak ada penumpang dan kamu hanya satu-satunya, aku harus bilang kamu salah besar. Tubuhmu dibentuk oleh kedua orang tuamu, pikiranmu penuh orang-orang, yang membuatmu belajar menjadi seperti sekarang, jiwamu tentu terbentuk dari segala pengalaman baik dan buruk. Kita tidak berdiri sendiri, selalu ada orang lain, namun kendali penuh tetap menjadi keputusanmu. 

Pilihannya ada dua mau terjerumus atau membuat rumus bagaimana seharusnya hidup berjalan dengan baik. Dan merespon segala hal-hal yang baik tanpa perlu reaktif atau emosi. Segala hal baik itu pasti, jahat itu selalu relaitf; karena kejahatan bisa dihapuskan dengan kebaikan-kebaikan. Kejahatan tidak pernah bisa menghapus hal-hal baik. Meski kita rentan dan rapuh, kita tetap tidak bodoh. Kita selalu mengingat hal-hal baik, dan memaafkan segala yang jahat. Karena memaafkan adalah hal baik yang paling mudah dilakukan jika kita mengerti bagaimana mengendalikan diri.

Aku punya kebiasaan untuk membaca ulang pesan-pesan, pesan-pesan baik, pesan-pesan buruk. Akan aku ingat dalam memoriku, sebelum semuanya aku hapus, lalu hilang dari memori ponselku. Jangan lupa bahwa otakmu adalah tempat penyimpanan paling baik, paling besar dan utuh. Jangan hanya ponsel yang kamu penuhi dengan memori, ada baiknya pikiranmu juga.

Ingat, tiap hari adalah wahana permainan baru, yang kita butuhkan sebetulnya sederhana, menjalaninya, menikmatinya, bersyukur atas segala yang terjadi; baik dan buruk. Lalu belajar dari apa yang telah terjadi, untuk menghadapi wahana-wahana baru lainnya. Hidup hanya tentang bagaimana kita memahami, merespon, dan bertindak. Sisanya biarkan alam semesta bekerja, biarkan Tuhan mengambil perannya. Semua tepat pada waktunya, semua tepat pada tempatnya. Tidak kurang, tidak lebih. Tepat.



Semarang, 17 Agustus 2020

Merdekakan dirimu dari segala belenggu.

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar