Thursday, June 29, 2017

Seorang Wanita yang Menciumku di Bawah Tangga


Aku tak paham bagaimana konsep Tuhan membantu mengobati luka hambanya. Semalam aku memimpikanmu, bagian dari hidup yang sudah lama tak kurasakan lagi. Ini seperti berada di tengah lautan sunyi. Aku tak bahagia, juga tak merasa rugi. Karena aku memimpikan seseorang yang sama sekali tak mungkin bisa kugenggam. Aku merasa patah hati. Sesuatu yang sudah lama tak kurasakan, dan sesuatu yang sudah lama ingin kurasakan lagi. Karena patah hati telah membawaku sampai di sini.

Aku bermimpi, kamu menungguku di bawah tangga. Kamu mengenakan baju sabrina warna putih dan rok hitam longgar di bawah lutut. Aku bertanya; kenapa harus di bawah tangga? Apa maknanya. Kamu adalah wanita itu, yang selama ini menjaga moodku dan membawanya entah ke mana, aku seperti dibawa pada sebuah ruang ilusi di mana selalu ada kamu di sampingku.

Seketika aku berpikir; barangkali kamu menjadi moodbost orang lain. Tapi kamu tak pernah tahu, orang itu juga tak mencintaimu; dia merasa moodnya jadi baik saat kamu ada. Hari ini pikiranku dipenuhi bayanganmu, aku merasa seharusnya itu tak terjadi. Aku selalu berusaha mencoba bijak memahami segala sesuatu apalagi yang melibatkan wanita. Tuhan selalu memberikan kode-kode misterius yang harus kupecahkan sendiri. Dia Zat Maha Agung, Maha mencintai permainan.

Ada kekosongan yang bahkan tak sudi kuisi. Sepertinya dia menunggu siapa pun yang hendak mengisi, mengobatinya lalu sembuh. Bahwa seharusnya kita tak boleh lagi melihat seseorang dari apa yang terlihat, aku selalu jatuh cinta pada orang-orang yang tak malu menunjukkan kemampuan & pemikirannya. Artinya dia merdeka; tak terbelenggu oleh apa pun.

Aku memimpikanmu, Vii. Bahkan disaat aku tak mencintaimu, mungkin kamu tahu itu. Aku juga sering bilang, bahwa kamu adalah penjaga moodku yang paling pintar. Aku ingin bicara apa adanya; aku ingin istirahat untuk mencintai. Sudah saatnya aku memukul rata semuanya. Tak ada lagi pandang bulu, aku merasa telah memberikan seluruh cintaku pada semesta, pada penghuni alam ini, dunia ini. Tak ada lagi yang bisa kuperbuat selain meneruskan perjuangan ini, menyembuhkan orang-orang sekarat yang tak tahu diri, tak pernah mengucapkan terima kasih.

Vii, aku bermimpi, kamu menciumku di bawah tangga besi. Sejak aku mendedikasikan diri dalam dunia literasi, aku tak pernah meremehkan makna mimpi, aku percaya; itu adalah gambaran yang Tuhan kirim. Kamu adalah wanita pertama yang masuk dalam mimpiku setelah sekian lama. Setelah patah hati terhebatku yang terakhir. Yang membuatku menjadikan wanita itu sebagai tokoh utama dalam novelku.

Rasanya tak ada lagi yang perlu kuperbuat, cinta telah dikunci, kenangan telah mengendap. Memori telah berubah. Lalu, aku sendiri bertanya; Apa maksud semua ini? Memimpikanmu, mengobati para wanita yang datang menghampiriku dan mengaku patah hati. Atau sekedar pergi bersama seorang wanita yang minta ditemani. Aku berpikir Tuhan sedang membantuku untuk keluar dari perasaan aneh ini. Tapi sekali lagi, itu semua tak efisien, tak berhasil. Tak ada koneksi yang kuat. Tak ada.

Semalam aku bermimpi, seorang wanita menciumku di bawah tangga. Bahkan aku ingat bagaimana situasi saat itu, bagaimana rasanya. Aku tak pernah bisa membedakan di mana ruang mimpi dan di mana kehidupan nyata yang terjadi. Semua sempat kujelaskan dalam novel pertamaku. Bahwa semua itu nyata, bahkan aku bisa menjadi arsitek bagi mimpiku sendiri. Aku bermimpi, dalam sekian detik setelah kamu menciumku, aku merasakan kehangatan yang kau ciptakan di antara peluk. Kamu memelukku, lalu mimpi itu berakhir dengan aku yang membuka mata & tersenyum di atas kasur, meringkuk sendirian. Aku rindu kamu, Vii, bahkan ketika kita belum pernah bertemu.

Untuk siapa pun yang membaca ini, jangan persempit duniamu. Jangan menilai orang lain dari apa yang terlihat saja. Barangkali ada yang dia tahan, ada yang dia pendam sejak lama. Ada yang masih dia cinta tanpa butuh balasan, dia hanya diam, dan terus memelihara seseorang itu di dalam hati dan pikirannya. Karena, bukankah cinta yang tulus adalah cinta yang tak diucapkan?
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar