Sunday, April 24, 2016

KEKASIH YANG MENUNGGU DI UJUNG GANG


Sebelum pagi, seorang pria melihat bintang di langit barat. Bulan yang kuning bundar itu tetap tak sempurna. Selalu ada noda hitam di setiap lekuknya, bukti bahwa bulanpun tak sempurna meski banyak yang mencintainya tanpa sebab. Subuh yang baru saja selesai menyisahkan aroma wangi khas para ustadz. Seorang pemulung yang bertubuh kecil, sibuk merogoh tong sampah di kampung itu. Pagi buta jadi temannya, karena setelah matahari terbit manusia-manusia congkak itu tak mempersilahkan para pemulung mengais rezeki di tong sampah mereka.

Kekasih yang menunggu selingkuhannya di ujung gang, risau berdiri di samping gapura yang menjulang persis disamping pohon mangga. Tubuhnya yang putih mulus semakin terlihat karena sinar lampu yang jatuh dikulitnya. Dadanya yang montok, tak terlalu besar dan tak terlalu kecil. Tapi, padat, menyembul keluar dibalik bra warna hitamnya. Pemulung itu sesekali meliriknya penuh nafsu.

Angin pagi yang dingin menyibak baju terusan hitam tanpa lengan yang membungkus tubuhnya. Membuat lututnya bergetar karena kedinginan. Rambutnya yang dikuncir dan bibir tipis dengan gincu merah muda semakin membuatnya tampak menggoda. Sekali lagi, pemulung itu belum juga selesai merogoh tong sampah yang berada tak jauh dari tempat perempuan itu berdiri. Meski sudah tak ada lagi sampah yang akan dipungutnya. Pemulung itu terus berpura-pura merogoh tong sampah dengan tongkat yang bengkok diujungnya sambil sesekali melirik betis perempuan itu yang putih mulus, dengan heels hitam yang membuatnya semakin cantik dan seksi.

------

Keadaan rumah malam itu semakin kacau. Suami yang merasa aneh dengan istrinya bertanya lembut pada istrinya. Pernikahan yang telah bertahan duapuluh tahun terasa merenggang. Sang istri tak lagi mau melayani suaminya di atas ranjang. Agnes dan Ary sepasang suami-istri yang sempurna. Ary tak lagi menemukan keteduhan hatinya dari diri Agnes, yang makin hari makin terlihat aneh. Ary tak pernah lagi bisa meraskan kenikmatan kelamin istrinya. Ary hanya bisa sesekali memegang payudara istirnya di tengah malam, saat Agnes tertidur pulas.

Ary yang bertanya lembut ditanggapi dengan nada yang ketus oleh istrinya. Agnes tak mau Ary ikut campur dalam masalahnya. Masalah yang tak juga diceritrakan oleh Agnes. Masalah yang membuat pernikahan tak terasa indah, lagi. Pernikahan mereka menjadi ladang kebencian yang terus dipupuk Agnes dan Ary mencoba memberinya hama, agar rasa benci itu tak tumbuh terus menerus. Agnes masih tampak muda, tak terlihat garis keriput pada wajahnya, masih tampak cantik, anggun dan menggoda.

Ary tak ingin anaknya yang kuliah di luar kota mengetahui masalah orang tuanya. Seorang ayah yang tak ingin mengganggu fokus anaknya yang ingin menjadi arsitek. Jakarta jauh dari Semarang. Anak lelakinya hidup cukup nyaman di Semarang. Dengan Apartement di pusat kota dan satu Honda Jazz silver berplat H. Dengan pekerjaan Ary dan jabatannya yang terpandang, tak susah bagi Ary, memberikan segalanya untuk keluarganya. Ary pria tampan yang setia dengan istrinya, meskipun banyak wanita cantik yang mendekatinya dan rela dijadikan istri kedua, Ary tetap teguh menjaga keluarga kecilnya. Pria idaman banyak wanita.

------

Bayu, anak Agnes dan Ary. Menjadi idola di kampusnya, seorang penyanyi solo dengan suara lembut dengan magis yang mampu meneduhkan hati para wanita. Badannya yang tinggi-tegap, rahangnya tegas dengan kumis yang menggoda. Wajahnya yang seperti bule, membuat orang-orang mengira bahwa Bayu punya keturunan bule. Meskipun tidak sama sekali. Pernikahan Sunda-Jawa membuat wajah Bayu tampak tampan dan enak dipandang. Keahliannya dalam memainkan musik semakin menambah keseksiannya dimata para wanita. Gitar, piano dan Saxophone menjadi hobinya setiap hari. Matanya mampu meluluhkan hati semua wanita yang memandangnya, seperti rasa nyaman ketika memluk guling, rasa nyaman yang tak bisa dimilikki.

Bayu lebih dekat dengan Agnes ketimbang Ary. Kedekatan Bayu dan Agnes serupa sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Meskipun tak terlalu dekat dengan ayahnya, Ary. Bayu sangat menghormati ayahnya yang terus menyuplai dana untuk kuliah dan kesehariannya. Teman-teman Bayu lebih banyak para wanita yang awalnya berharap untuk bisa menjadi kekasihnya, namun kedinginan Bayu mematahkan keinginan semua wanita yang mendekatinya. Kebaikannya terhadap semua teman-temannya diartikan hanya sebatas kebaikan antar teman, tidak lebih. Lagipula Bayu mencintai salah satu dosennya. Dosen yang juga menjadi idola para mahasiswa dikampusnya.

Hubungan yang hanya sebatas antara mahasiswa dan dosennya. Saling menatap ketika ada kelas, saling memuji penampilan. Saling memuji kecantikan dan ketampanan. Saling bercumbu di dalam mobil. Bayu dan dosennya saling mencintai tapi sama-sama tak ingin melangkah lebih jauh. Lebih tepatnya dosen Bayu memilih untuk tidak berstatus dengan Bayu, karena telah memilikki suami dan seorang anak umur duabelas tahun. Bayu sedikit tidak bisa menerima keadaan itu. Tapi Bayu, memilih untuk mengalah, menerima keinginan yang tak bisa menjadi kenyataan.

Hubungan antara Bayu dan dosennya menjadi perbincangan paling menarik dikampusnya. Apalagi setelah Bayu membawanya ke Apartementnya, pada pergantian tahun. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di Apartement Bayu. Semua hanya bisa menebak tanpa bisa memastikan.

------

Kekasih yang menunggu selingkuhannya di ujung gang. Risau, melihat jam tangannya. Fajar mulai tampak membuat langit timur terlihat sedikit oranye, meskipun langit diatas kepala Agnes masih hitam pekat. Pemulung itu telah lama pergi setelah Agnes menangkap matanya yang usil menatap dadanya.

Tepat ketika Agnes melepas kuncirnya, menggoyangkan kepalanya hingga rambutnya terurai indah. Honda Jazz Silver berplat H, pelan-pelan berhenti tepat didepannya. Agnes membuka pintu depan. Mencium bibir pria dibalik kemudi setelah duduk dan menutup pintu mobil. Senyum keduanya mengembang, seperti sepasang kekasih yang telah lama merindu dan baru bertemu. Agnes sesekali bersandar pada bahu pria itu. Mengelus lembut lengannya yang kekar dan berotot.

Di dalam mobil yang telah memasukki tol. Agnes buru-buru meminta Bayu untuk meminggirkan mobilnya, tidak seperti biasanya yang sabar menunggu hingga setengah jalan tol. Bayu meminggirkan Honda Jazz Silvernya, mematikan mesinnya menatap Agnes yang kini berada di pangkuannya. Agnes menghadap Bayu yang masih belum pindah, lengannya merangkul leher Bayu. Kedua tangan Bayu menyentuh pinggul Agnes. Dengan nafas yang menderu, pelan-pelan Agnes menempelkan bibirnya pada bibir Bayu, melumatnya perlahan tanpa terburu-buru. Lidah mereka saling beradu, Agnes menggigit lidah Bayu dengan ganas sembari menurunkan Ritsleting bajunya. Menurunkan bajunya setengah, membuat bra hitamnya terlihat, lalu membuka kaitnya. Bayu menyentuh dan meremas dada yang padat itu.

Beberapa menit mereka bercumbu didalam Mobil ponsel di kantong kanannya bergetar. Satu pesan dari dosen yang sangat dicintainya, Bayu membacanya dalam keadaan masih mencium Agnes dan tangan kirinya meremas buah dada Agnes.

“Bayu, kapan pulang ke Semarang? Suamiku pergi ke luar kota. Aku tunggu di rumah ya.”

Setelah habis membaca setiap kata. Bayu semakin bersemangat, ponselnya dibiarkan jatuh menyentuh lantai mobil. Dahinya penuh peluh keringat. Tangannya menarik tuas jok mobil, memiringkannya penuh. Sampai matahari benar-benar menghapus gelapnya langit dan Jalan tol sudah dipenuhi pengendara. Agnes dan Bayu menyudahi apa yang terjadi di dalam mobilnya.

Hal itu biasa dilakukan Agnes dan Bayu sebelum kumpul keluarga. Setiap dua minggu sekali setiap weekend Bayu selalu pulang ke Jakarta untuk berkumpul bersama Ayah dan Ibunya, Agnes.




Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar