Saturday, September 26, 2015

Perempuan Dalam Payung


Hutan-hutan rimba, lautan tanpa nelayan,
Barisan lelaki tua mengepungmu tanpa ampun

Sendok teh berkarat mengiringi seduh yang teramat pedih
Lembar-lembar kertas yang kau pegang basah oleh air mata

Dinding-dinding kota berubah masif,
Melihatmu menangis dalam canda berujung magis,
Tawamu berubah jadi nyanyian sendu yang teriris

Gagak hitam berdiri menunggu senja yang tak lagi berarti,
Daun-daun kering hilang tersapu angin yang berubah dingin

Aku tak mengenalmu dalam balutan kain hitam,
Yang berlabuh dalam tubuh kumuh penuh lusuh

Aku bingung melihat payung tanpa dengung,
Melindungimu dari hujan yang mengepung

Kemana kamu akan berlabuh,
Sedangkan pelabuhan sudah ditutup

Seberepa dekat kerudungmu dengan bahuku,
Sedekat nafas yang memburu, sedekat api dan asap

Aku menunggu kamu mencariku,
Membalut luka dalam selimut yang mencari lutut.
Kenapa kamu tak kunjung datang?

Aku melihat kesedihan di pelupuk matamu,
Kerinduan di tanganmu, dan aku di hatimu






Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

2 comments:

Ayo Beri Komentar