Wednesday, September 16, 2015

Hey Listen! I Love Her


Hey, Listen! Ada seorang wanita yang pernah bertanya padaku “Apa ketakutanmu?” aku terdiam lama setelah pertanyaan itu. Aku mempunyai jawabannya, tapi aku diam. Aku takut wanita itu melupakanku, aku takut dilupakan olehnya. Dan belakangan aku sadar dia pasti melupakanku. Aku baru sadar, bahwa aku mencintai seorang wanita yang mempunyai harapan sama denganku.

Aku paham maksudmu dan aku harap kamu paham maksudku, meski kamu mencoba membangun sekat dan dinding yang terlampau tinggi hal itu tak akan bisa mengurangi rasa cintaku terhadapmu. Percayalah, semua upayamu itu akan senantiasa gagal. Meskipun kau mencoba menjauhkanku darimu, hal itu sama saja. Aku tetap merasa dekat denganmu.

Aku juga tak ingin menyakitimu, sama seperti yang kau bilang. Aku tak keberatan dengan hal itu. Suatu kehormatan bagiku untuk bisa mencintaimu, duduk denganmu dalam dua waktu yang sangat lama, aku merindukan itu. Aku justru merasa bahagia jika hatiku dipatahkan oleh wanita sepertimu. Wanita yang sejak awal menghidupkan setiap tulisanku. Sejak awal! Wanita terakhir dari permainan ini, kisah yang aku tulis sendiri.

Goresan tanganmu masih ku simpan, aku suka itu. Bahkan jika benar mataku akan buta dan seketika banyak orang berdatangan untuk menawarkan mata untuk ku, aku akan menolaknya. Karena, aku tak ingin melihat sisa duniaku tanpamu, sisa hidupku tanpamu. Entahlah, ini berat sekali. Selalu ada linangan air mata setiap aku membuka kisah ini lagi. Selalu ada kata yang tak sanggup aku ucapkan. Aku ingin memiliki lebih banyak waktu untuk melihatmu, bahkan ketika kau menikah dengan pria lain, pria yang sangat kau cintai. Tapi, itu tidak mungkin.

Dada yang selalu sesak setiap aku bergerak membuatku harus mengubur impianku untuk terus melihatmu bahagia bersama pria lain, pria yang kau cintai. Kenapa tuhan menciptakan penyakit sialan ini? Lalu kenapa datang dengan bersamaan? Ini adalah fase dimana kesakitanku mencapai level paling atas, kehilanganmu, terlupakan olehmu, tak lagi bisa mendengarkanmu, melihatmu. Bahkan di hari-hari terakhirku nanti, aku cukup tersenyum mengingat kisah tentangmu yang aku tulis sendiri jika hal itu benar terjadi. Perpisahan selamanya.


I Love Her. Aku sangat beruntung bisa mencintainya, tuhan. Meski aku tersakiti olehnya, aku tak akan menyalahkanya, aku suka keadaan ini. Ini pilihanku dan aku suka apa yang aku pilih dan semoga dia menyukai pilihannya. Oke?
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar