Wednesday, November 26, 2014

Matahari ke 3


Kini aku sadar aku harus seperti matahari yang ditunggu para nelayan untuk pulang dari mencari ikan, matahari yang ditunggu orang-orang untuk berangkat kerja, matahari yang mau dengan sukarela menyinari seluruh bagian bumi tanpa meminta sedikitpun imbalan dari orang-orang yang menikmati sinarnya, dan pergi terbenam ketika memang sudah saatnya, pergi ketika para nelayan pergi mencari ikan untuk menghidupi keluarganya, pergi ketika para manusia lelah dari rutinitas setiap harinya dan pergi ketika manusia mulai tak butuh sinarnya. 
Ketika itu matahari tidak pernah mengeluh apalagi membangkang karena ada bulan yang akan mengantikan tugasnya sementara, matahari juga tak perlu tanya kenapa dirinya harus menyinari dan harus memberikan kehidupan untuk banyak orang, manusia tidak akan bisa menjawab pertanyaan itu. 
Aku mempunyai matahari yang setiap hari membuatku mengerti arti hidup, selalu membuatku sadar akan hal salah yang aku lakukan. Mereka, keluargaku. yang siap kapanpun menerangi hidupku tanpa menunggu waktu dan siap kapanpun pergi ketika aku tak menginginkannya lagi, tanpa adanya batasan waktu. Aku selalu membutuhkan mereka untuk menerangi hidupku, bersama ini kutuliskan lembaran air mata yang kubawa bersama harapan dan impian keluargaku untuk membuat hidup yang lebih bermakna menjalin kehidupan bersama tanpa adanya batasan waktu dan batasan hati, aku ingin bangkit bersama dengan keluarga ini merajut mimpi yang akan aku raih lewat dorongan mereka , lewat doa-doa mereka yang akan selalu aku simpan dalam hati. 
Bersama ini juga aku dedikasikan hidupku untuk orang tuaku, kakakku dan adikku yang selalu bisa membuatku meneteskan air mata ketika aku mengingat kalian.
Aku mengerti bahwa cinta yang sebenarnya adalah cinta yang aku rasakan ketika aku bersama mereka. Ibuku air matamu adalah air mataku. Bapak, nyanyian semangatmu adalah alasan kenapa aku ingin sepertimu. kakak-kakakku lantunan doamu adalah hal yang membuat hatiku tenang bak bunga yang tumbuh dengan indah di taman-taman kota. 
Kakakku,Pemikiranmu yang terkadang belum bisa aku cerna memberitahuku kalau aku harus banyak belajar demi majunya masyarakat di negeri ini. 
Kakakku ketenanganmu memberi arti bahwa semua masalah akan kalah dengan sendirinya dengan ketenangan yang datang dari diri sendiri. 
Adik tercintaku, kegigihanmu untuk berjuang dijalanmu sendiri membuatku tau bahwa terkadang aku tak perlu meniru orang lain untuk menggapai mimpiku, cukup dengan apa adanya diriku. 
Cinta, mimpi dan harapan menjadi satu ditubuh kami, menaklukann rintangan yang menghalangi jalan kami menuju mimpi yang kami rajut bersama. Mereka keluargaku Matahari ke tigaku yang akan selalu ada, meski tak ada lagi sunrise/sunset.
 Selalu ada tanpa batasan waktu.



Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

4 comments:

  1. Semangat zahid.!!! aku mengikutimu dari kejauhan sedalam apa kamu menyelami lautan sastra dan intuisimu.!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah, terimakasih.. mungkin kita bisa diskusi dan bertukar pikiran tentang sastra :)

      Delete
  2. hahaha..!!! zahid paningrome !!! penyair dari semarang.!!!

    ReplyDelete

Ayo Beri Komentar