Tuesday, January 12, 2021

yang dilakukan sepasang kekasih di atas honda astrea


 

Jadi, waktu itu aku sedang mengendarai scoopy merahku, aku baru saja selesai menikmati satu gelas jahe rempah yang nikmatnya sampai meninabobokan asam lambungku. Hari rabu, dan hujan berhenti pukul tujuh, setiap rabu aku terbiasa mengendarai scoopy pemberian ibuku. Orang sering menyebutnya “night ride,” aku lebih suka menyebut jalan-jalan malam.

Yaaa, biasa, jalan-jalan malam seringkali memberiku waktu untuk banyak berpikir dan merenung. Pernah suatu ketika aku dihadapkan sebuah pilihan yang membuatku bingung, antara membeli mogu-mogu rasa leci atau melon, orang bisa saja menyebutku gila, karena katanya rasa leci adalah varian paling enak dari mogu-mogu, yaa tapi kan aku sudah sering membelinya. Aku merasa empati dengan mogu-mogu rasa melon yang tiap kali aku ke indomaret varian itu selalu menjadi varian yang stoknya paling banyak.

Nah, waktu aku berhenti di persimpangan untuk menunggu lampu merah, aku berpikir bagaimana perasaan mogu-mogu melon jika orang-orang lebih memilih varian lain? Dari pikiran itu aku makin mantap untuk membeli mogu-mogu melon, terlebih warna hijau dari lampu lalu lintas seperti memberikanku tanda bahwa aku harus membeli mogu-mogu melon daripada rasa leci, karena tidak ada warna putih di lampu lalu lintas, jadi aku semakin kuat untuk membeli dan menghabiskan mogu-mogu melonku nanti.

Saat aku hendak mampir ke indomaret sebelum akhirnya pulang dari jalan-jalan malam yang lumayan panjang, aku melihat sepasang kekasih berboncengan mengendarai Honda astrea hitam yang tampak bersih dan kinclong, aku bahkan sempat naksir. Sepertinya itu adalah Honda astrea keluaran tahun 1991, pikirku sekelebat. 

Aku memperlambat kecepatan scoopy merahku untuk melihat keseksian montor antik itu, bahkan aku tidak sama sekali peduli pada sepasang kekasih yang tampak makin mesra di atas Honda astrea itu, sesuatu yang membuatku muak. Aku sendiri juga tidak bisa menebak kisaran umur mereka, karena keduanya memakai helm yang sama-sama antik tampaknya helm sepaket dari pembelian Honda astrea itu. Mereka juga memakai jaket oversized yang bisa memantulkan cahaya jika tersorot oleh lampu jalan.

Hampir lima menit aku mengikuti Honda astrea itu, perempuan yang membonceng di belakang memeluk pria di depannya. Aku seketika lupa kenikmatan rasa mogu-mogu, waktu itu yang ada di pikiranku hanyalah Honda astrea 1991 yang auranya mirip mantan pacarku dulu. Aura itu meneduhkan selalu membuatku senyum, sama sekali tidak sempat membuatku bosan. Aku bahkan sudah melewati dua Indomaret yang bukan 24 Jam.

Aku heran, mengapa Indomaret harus buka 24 jam, orang macam apa yang membeli indomie atau kondom saat jam dua pagi. Tapi sudahlah, tidak penting juga, aku lebih sering ke superindo daripada indomaret, meski sama-sama indo superindo jelas lebih lengkap dan luas, apalagi aku bisa memandangi setumpuk BH dan celana dalam wanita yang digelar di tengah-tengah gerai antara lorong tempat menaruh sereal dan susu, juga lorong tempat menaruh parfum dan alat-alat keperluan pria seperti pisau cukur kumis.

Aku jadi kepikiran celana dalam di superindo karena perempuan yang membonceng itu duduk makin maju, namun posisi bokongnya tetap sama, itu membuat celana dalam warna kuningnya sedikit terlihat. Aku bisa menebak itu bukanlah jenis celana dalam yang sering dipakai para perempuan muda seumuranku. Dari situ aku sadar sepasang kekasih yang berada di atas Honda astrea itu adalah dua orang yang sudah tua, atau sepasang suami dan istri.

Aku mulai familiar dengan jalanan yang dilewati Honda Astrea 1991 itu, ini jalanan yang sama tempat aku biasa melewatinya untuk menuju pulang ke rumah setiap kali jalan-jalan malam. Ah, ia berbelok ke arah yang sama di mana rumahku berada. Lalu ia belok kiri, melewati pos penjaga perumahan yang di dalamnya dua orang satpam sedang menikmati pertandingan sepakbola antara Barcelona melawan Real Madrid. Barcelona lebih bagus, tentu. Tidak perlu diperdebatkan.

Makin lama, aku makin disadarkan, bahwa sepasang kekasih yang mengendarai Honda astrea 1991 itu sedang menuju ke rumahku yang terletak di ujung jalan buntu perumahan tempat kutinggal. Aku makin penasaran karena Honda astrea itu berhenti tepat di depan gerbang rumahku, dan perempuan yang membonceng itu turun untuk membuka pagar tinggi hitam. Di situ aku baru benar-benar sadar, sepasang kekasih yang sedari tadi aku ikuti adalah orang tuaku sendiri. Ibu bapakku juga baru sadar bahwa aku mengikuti mereka. Aku juga baru sadar, Honda astrea 1991 itu adalah montor milik bapakku.

Aku tertawa, akhirnya aku berbalik, ibuku bertanya aku mau pergi ke mana lagi, kujawab bahwa aku akan membeli mogu-mogu melon di Indomaret. Ibuku menyuruhku menunggu, ia mau nitip, ibu memberikanku uang sepuluh ribu yang diambilnya dari dalam tas, dan minta dibelikan mogu-mogu leci.

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

1 comment:

  1. Pliss yaaaa.. Keseringan mlototin cd dan bh jd paham bgt bentukan cd cewe😂😂😂😂😂😂 gthl

    ReplyDelete

Ayo Beri Komentar