Sunday, May 8, 2016

Dari balik jendela kereta


Dari balik jendela kereta,
aku menatap angin yang menyerupai panas dingin tubuhku
membuat jantung berdebar tak tentu arah

Dari balik jendela kereta,
hamparan sawah hijau juga sapi yang meniduri para petani
menatapku dalam kecepatan kereta yang konstan

Dari balik jendela kereta,
pelayan berseragam biru itu tersenyum serupa senyummu
menawarkan perut yang lapar juga rindu yang kehausan



Dari balik jendela kereta,
aku mendengar denting jam yang memacu
membuat telinga jadi entah mendengar apa

Dari balik jendela kereta,
bunyi rel bergesekkan seirama dengan detak jantungku
menjadi irama yang terstruktur akur

Dari balik jendela kereta,
kau menatapku dalam kebisingan ibu-ibu
kau bilang: sampai kapan aku terus menatap jendela kereta
sampai cintaku habis ditelan kemarin, jawabku


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar