Sunday, March 1, 2015

Review Film 2014


“Siapa diatas Presiden?” kalimat itu yang menjadi pertanyaan saya, setelah saya merampungkan tontonan menarik berjudul “2014”. Film yang awalnya dijadwalkan tayang di bioskop pada agustus 2013, lalu diundur januari 2014, dan akhirnya baru bisa mulai tayang serentak di bioskop 26 februari 2015 ini membuat saya merasa harus menjadi negarawan.

Cerita yang dibungkus sangat kuat dibumbui drama action ditengah geliat politik dan pemilihan presiden, pemilihan actor yang tepat membuat pesan pada film “2014” menjadi lebih tersampaikan. Hanya saja saya kurang suka dengan akting maudy ayunda pada film ini,terlihat agak canggung berpasangan dengan Rizky Nazar yang memerankan Ricky. Selebihnya saya tidak meragukan akting dari seorang Ray sahetapy, Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto ataupun Donny damara.

Musik yang disajikan membawa emosi saya masuk dalam cerita yang disajikan, ke brutalan seorang penguasa dikemas sangat apik dan cantik, tanpa pandang bulu bunuh sana, bunuh sini. Opini penonton termasuk saya dimainkan, dibawa untuk menebak-nebak “siapa diatas presiden?”. Nampaknya penulis naskah sengaja memainkan opini penonton untuk mencurigai seorang Faisal Abdul Hamid yang berada dibalik itu semua, tapi untuk saya penulis naskah kurang jago memainkan opini penonton, karena sejak awal saya sudah bisa mengira siapa yang ada dibelakang kasus yang menimpa bagas notolegowo (Ray sahetapy).

Hilangnya bukti yang dikumpulkan penyidik di kantor kepolisian, berhasil masuknya satrio (Rio dewanto) ke penjara untuk membunuh bagas membuat saya berpikiran bahwa yang ada dibalik kasus tersebut adalah orang yang berpengaruh di institusi polri.

Ending film 2014 juga sangat apik, dilambangkan dengan cincin batu akik  yang dipakai menandakan bahwa penjegal pemerintahan yang bersih belum habis, rantai mafia belum putus, kegelisahan dari penulis naskah disajikan Nampak begitu kentara, nyata dan terlihat, selain itu menarik lagi ke-aslian cerita dan sudut pandang cerita serta musik yang disajikan pada film 2014.. yang terpenting pesan dalam film ini tersampaikan dengan baik, selama ini kita tidak sadar bahwa kita berhak atas kebebasan berpendapat, kebanyakan dari kita takut menilai dan berpendapat atas penguasa, kita lebih memilih tidak peduli, padahal itu pilihan yang salah..


Jangan takut untuk mengungkapkan kebenaran, buktikan bahwa yang benar adalah benar. ini bukan mengenai kuat atau lemahnya musuh kita tapi seberapa berani kita melawan musuh itu. Semoga melalui film 2014, Indonesia bisa menjadi negara yang jauh dari korupsi dan praktek kriminal lainnya. Amin J
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar