Oke,
mari kita mulai lagi. Sebelumnya aku akan bertanya beberapa hal. Bagaimana
dengan kisah V? Lalu Kisah I? Apa yang kamu dapat dari sana? Apakah kamu menganggap
V & I adalah inisial nama seseorang? Kalo memang iya, siapa nama yang ada
di dalam otakmu? Apakah kamu yakin dengan intuisimu? Sebelum kamu benar-benar
yakin, aku akan mengubah kesimpulanmu di Clue ketiga ini. Tapi, aku memohon
jangan menganggapku gila atau hebat dalam menulis V & I. Aku belum segila
dan sehebat Eko Tunas… Hmm, kamu tidak tahu siapa Eko Tunas? Kamu yakin? Ah,
kamu kampungan! Oke, aku akan memberi waktu tiga menit untukmu mencari tahu
siapa Eko Tunas. Caranya? Search di Google.com lalu ketik namanya, pilih salah
satu artikel, lalu simpulkan. Oke? Kamu paham? Kita mulai dalam hitungan
ketiga. Satu, dua, tiga…
Kota
Tours, Orleans, Blois, Angiers, Reims dan Nantes, mengalami perubahan mendadak,
masyarakat dari bahasa yang berbeda akan memasang tenda-tenda mereka Sungai
mengalir deras di Rennes, bumi akan terkena gempa di darat dan lautnya. Ketika
Mars, Merkurius dan Bulan berhubungan erat mengarah ke selatan maka akan
terjadi kekeringan besar, sebuah gempa bumi akan terdengar di kedalaman Asia
baik Corinth maupun Ephesus berada dalam kondisi gawat…
Stop!!
Kembali—kembali, jangan tutup layar gadgetmu hanya karena kamu tidak tahu apa
yang aku maksud. Aku akan bersedia membantumu dalam hal ini. Jangan bodoh,
cerdaskan dirimu. Dua hal itu adalah teori Kuantrain
dari seorang berkebangsaan Prancis yaitu Nostradamus. Jangan bilang kamu tidak
tahu (lagi) siapa itu Nostradamus? Oke, oke… Diawal kamu tidak tahu siapa Eko
Tunas? Sekarang kamu juga tidak tahu siapa Nostradamus? Sebenarnya apa isi
otakmu itu? Jangan isi otakmu dengan hal-hal yang merugikanmu… Begini saja, sebelum
aku meneruskan kisah ini, aku akan memberimu waktu tiga menit lagi untuk
mencaritahu siapa itu Nostradamus. Oke? Setuju? Dalam hitungan ketiga. Siap?
Satu, dua, tiga…
Perempuan
cantik itu masuk ke dalam mobil berwarna hitam… Aku sengaja tidak memberitahumu
apa merk mobil itu. Biar kamu yang menentukan. Tapi awas, jangan kamu anggap
mobil itu adalah taksi atau truk. Perempuan cantik yang akan aku ceritakan ini,
tidak semurah itu. Perempuan cantik itu memberikan senyuman pada seorang lelaki
yang duduk di depan kemudi… Aku harap, kamu tidak bertanya “Siapa lelaki itu?”
Aku sengaja. Biar kamu yang tentukan siapa pria itu. Tapi awas, jangan kamu
anggap lelaki itu adalah sopir taksi ataupun truk. Perempuan cantik yang akan
aku ceritakan ini, tidak semurah itu… Ohiya aku hampir lupa, sudahkan kamu
mencaritahu siapa Eko Tunas dan Nostradamus? Belum? Aduh kenapa kamu tidak
pernah menuruti apa mauku. Cari tahu!! Karena hal itu akan sangat berpengaruh
dengan kisah yang akan kamu baca. Isi otakmu dengan hal-hal yang
menguntungkanmu. Oke? Ingat jangan bandel. Aku hanya mencoba membantumu agar
tidak bingung menghadapi kisah ini. Kali ini satu menit saja. Siap? Satu, dua,
tiga…
Sudah
hampir satu jam perempuan cantik itu pergi. Sudah hampir 10 kilometer lelaki
itu membawa perempuan cantik itu pergi dari hingar-bingar kota. Mereka saling
melemparkan senyum, kedipan mata perempuan cantik itu membuat lelaki yang ada
di sampingnya jadi tidak fokus mengendarai mobil…
Ingatkah
kamu satu titik kosong di dinding yang dipenuhi unsur kimia dalam kisah I?
Ingat? Tidak? Aduh, kemana saja kamu? Jangan-jangan kamu belum membaca kisah I
dan V. Kamu parah, bodoh!! Sudah aku bilang turuti apa kataku. Baca dulu kisah
V dan I. Jangan sok gaya, simpulanmu akan seperti simpulan anak TK, jika kamu
hanya membaca kisah ini. Baca lengkap!! Kamu sungguh merepotkanku, aku harus
menghentikan sejenak kisahku untuk memberikanmu waktu enam menit untuk membaca
kisah V dan I. Masing-masing tiga menit. Oke? Awas kalau kamu tidak membacanya,
aku akan sangat marah. Ingat, turuti apa kataku. Mari kita mulai dalam hitungan
ketiga. Satu, dua, tiga…
Di
kedalaman batu-batu karang tersimpan kenangan yang menjadi pahit untuk diingat. Rasanya perempuan cantik itu akan mengeluarkan
sesuatu dari celah-celahnya. Orang secara sadar tidak akan berani menyentuhnya,
pun dengan lelaki itu yang tidak menyadari bahwa tidak akan pernah ada kehidupan
jika tidak ada hal itu. Mata lelaki itu melotot. Dinding-dinding akan
berubah dari batu-batu karang menjadi sesuatu yang keluar dari celah perempuan
cantik itu. Selama enambelas tahun penuh damai… Tahukah kamu apa yang keluar
dari celah perempuan cantik itu? Belum / tidak tahu? Aku harap kamu belum tahu,
karena jika kamu tidak tahu—itu berarti kamu malas mencari tahu. Mari pejamkan
matamu satu menit saja, lalu pikirkan apa yang keluar dari celah perempuan
cantik itu. Paham? Dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…
Perempuan
cantik itu mengatakan sesuatu pada lelaki itu. Selamat hari Senin! Hard times make us think the unthinkable, karena
kepercayaan susah dijelaskan secara verbal apalagi non verbal. Barangkali memang kesetiaan orang yang tidak
setia, membuatmu kebal menelan caci maki bibir-bibir yang belum mengenal apa
itu cinta. Setiap kali aku merindukanmu, aku pergi tidur agar
kamu muncul. Aku tahu itu mimpi belaka, dari situ aku tak mau lagi terjaga.
Seems like it was yesterday when I saw your face
because I'm in a battle with my
heartbeat, The more i struggle, the more I get
deep. Mungkin yang terbaik bukan yang datang baik-baik
seperti orang baik, tetapi yang sebaik-baiknya diperbaiki, demi kebaikan.
Nice Feeling Keeper…
Oke, cukup sampai di situ. Lelaki itu hanya diam
mendengarkan baik-baik perkataan perempuan cantik itu. Karena lelaki itu
menuruti perkataanku untuk tetap fokus mengendarai mobil tidak sepertimu yang
tidak pernah menururti apa kataku sejak kisah ini dibuka. Sekarang aku tahu
kamu bingung apa maksud dari kisah ini. Sudah aku bilang sejak kisah V di
rilis. Kamu cukup menuruti apa kataku dan semuanya akan terkendali dan selesai
dengan baik. Begini saja, karena aku baik hati. Aku akan memberimu waktu dua
menit untuk berpikir keras apa yang aku maksud dalam kisah ini. Oke? Dalam hitungan
ketiga. Satu, dua, tiga…
Kisah ini adalah bagian dari yang hilang, alasan
kenapa ada titik kosong di dinding yang penuh dengan unsur kimia dalam kisah I,
juga alasan kenapa kisah V dianggap banyak orang yang paling nyata.
Perempuan itu sibuk membaca buku—diam mendengarkan ocehan
lelaki itu. Ingat? Ingatkah kamu dengan kisah V dan I. Ini adalah jaring yang sebenarnya
kita satukan bersama-sama sejak awal. Apakah kamu berpikir kenapa harus dengan
crayon, perempuan dalam kisah V menggambar di dinding kamarnya? Sedangkan
perempuan dalam kisah I menggunakan spidol hitam untuk menulis di dinding
belakang rumahnya. Tapi perempuan cantik dalam kisah ini tidak menggunakan
apa-apa untuk menulis ataupun menggambar...
Dalam kisah ini dinding-dinding sudah berubah
menjadi sesuatu yang keluar dari celah-celahnya. Kamu tahu sesuatu itu? Kamu bingung?
Harusnya tidak! Karena jika kamu sudah membacanya semua kamu tidak akan bingung.
Kalau kamu masih bingung baca ulang semuanya. Sesuatu yang dimaksud sangat
dekat denganmu. Aku menghadirkannya di setiap celah dalam kisah V, I dan kisah
ini. Oke, ini clue terakhir untukmu mulai menyimpulkan, aku akan memberikanmu
waktu selama mungkin sebelum kamu menghubungiku untuk memberitahu simpulanmu
atau sekedar memberitahuku bahwa otakmu rusak karena membaca kisah-kisahku.
Aku minta maaf, oke mari kita mulai dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga…
I Can’t See You…
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar