“Selamat malam, Pak Presiden tampak
cerah sekali” Presiden Irak menyalami pak Presiden. Lumaya lama Pak Presiden
bercakap-cakap dalam posisi saling bersalaman. Lalu menyalami Ibu Negara yang
berada persis di samping Pak Presiden. “Gimana sehat, bu? Belum bosan menemani
presiden?” tawa kecil keluar dari bibir ibu negara dan pak presiden. “Ah tidak,
saya selalu setia mengarahkan bapak agar tidak terjerumus” ujar ibu negara. Setelah
menyalami Pak Presiden dan Ibu Negara. Presiden Irak menyalami Elina yang
berada di belakang Ibu Negara. “Ah, Elina. Wakil Presiden baru. Orang paling
beruntung. Hanya kamu Wakil Presiden yang dulunya adalah pengawal presiden,
Hebat Elina” Presiden Irak memegang pundak Elina. “Terimakasih, pak. Saya
merasa terhormat menjadi Wakil Presiden baru”. Elina dengan kaku menjawab.
Jiwa Elina masih seperti seorang
pengawal presiden. Sekalipun dia adalah Wakil Presiden di periode kedua masa
kepemimpinan Pak Presiden. Tapi, terkadang Elina juga risih ketika Presiden
masih memperlakukan dirinya seperti pengawal presiden. Rasanya Elina ingin
menegur. Tapi, keinginannya menegur selalu saja kandas. Elina lebih ingin
menjaga kondisi baik dengan Pak Presiden. Baginya stabilitas politik adalah
salah satu hal yang bisa membuat suatu negara menjadi negara yang diinginkan
banyak penduduknya. Ekonomi, pendidikan dan harga-harga yang murah adalah
keputusan politik. Jika stabilitas politik baik semuanya akan terpenuhi sesuai
keinginan. Sebaliknya, jika politik tidak stabil akan banyak tawar-menawar di
elit politik negeri ini. Lalu terjadilah suap-menyuap dan korupsi.
“Mari kita ke ruang tengah” Ajak Pak
Presiden. Ruang tengah adalah ruang yang biasanya dipakai untuk open house.
Masyarakat bisa bertemu presiden setiap malam jumat, menyampaikan aspirasinya
atau sekedar foto bersama Pak Presiden. Ruangan dengan foto mantan presiden di
dinding-dinding penyangga. “Elina, tolong panggilkan Pak Budi”. Suruh pak
presiden, tanpa melihat bahwa Elina adalah Wakilnya. Pak Budi adalah kepala
dapur Istana Negara. Juru masak yang selalu menyediakan makanan bagi para
penghuni Istana dan tamu-tamu kenegaraan. Juru masak yang terkenal pintar
memasak masakan khas daerah. “Siap, Pak Presiden” Jawab Elina dengan
menundukkan kepala.
Bersambung
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar