“Sepuluh
menit lagi, Presiden Irak akan sampai pak. Mohon Pak Presiden bisa
mempersiapkan diri untuk kedatangannya” Ucap Elina. Kedatangan Presiden Irak tidak
dikawal oleh tim pengawal Presiden seperti kebanyakan tamu kenegaraan yang
lain. Persetujuan antara Pak Presiden dan Presiden Irak untuk tidak dikawal,
untuk menghindari pemberitaan dari media. Belum diketahu jelas apa maksud
kedatangan Presiden Irak. Mungkin hanya untuk bersilaturahmi.
Kurang
dari lima menit Pak Presiden sudah berganti setelan jas hitam dengan dasi merah
gelap. Memang tidak butuh waktu lama untuk Presiden berganti pakaian. Tim
wadrobe kepresidenan sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Peci hitam dengan
lambang negara di sisi kanannya melengkapi setelan jas yang nampak sedikit
kebesaran di tubuh Pak Presiden. Mungkin karena Pak Presiden kurus. Sepatu
hitam kempling, hampir bisa digunakan untuk berkaca. Lencana Presiden di
telinga Jas dan sapu tangan yang berbentuk segitiga menghiasi kantung jas Presiden.
“Lima Menit lagi untuk kedatangan Presiden Irak” Ucap Elina.
“Semua
bersiap, Presiden Irak memasuki gerbang Istana. Standby” Seru Elina kepada
pengawal lain melalui handie talkie. “Mari Pak Presiden” Ucap, Elina dengan
tangan yang mempersilahkan Pak Presiden. Standard protokoler. Membawa Presiden
menuju pintu utama untuk menyambut tamu kenegaraan. Elina berdiri di belakang
Presiden dan Istri, juga menteri dalam negeri. Mobil yang menjemput Presiden
Irak memasuki halaman lobby istana, hingga benar-benar berhenti, salah satu
pengawal membukakan pintu. Pak Presiden menyambutnya dengan cipika-cipiki,
formalitas yang sebenarnya tak perlu dilakukan oleh Presiden, terlebih Presiden
berjenis kelamin laki-laki. Elina melihatnya risih.
Bersambung
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar