Mimpi
dalam hati Andriana memuncak ketika seekor merpati terbang melintasi rumahnya,
pandangannya tertumbuk pada tiang-tiang listrik yang terlewat oleh merpati
putih itu. Kini sudah sebulan dr. Jusuf menghilang, kabar terakhir yang
didapatkan Andriana—dr. Jusuf berada di London. Pesannya masih juga tak
terbalas. Andriana mulai melupakan Neurosis yang diidapnya. Pikirannya berganti
pada setiap guratan di wajah dr. Jusuf. Kenangan terakhirnya di Gili Trawangan
masih membekas seperti permen karet yang menempel di baju. Andriana masih
membisu, semua pertanyaannya masih tersimpan di lubuk hatinya. Andriana dan dr.
Jusuf sama-sama terperangkap dalam permainan yang mereka buat sendiri. Antara
percaya atau tidak Andriana yang lebih masuk ke permainan dr. Jusuf. Terapi dr.
Jusuf benar-benar berjalan dengan baik. Waktu sebulan cukup untuknya memberi
insepsi pada Andriana. Sebelum perasaan Andriana benar-benar hilang dan tak
sanggup lagi merasa karena terlalu lama dibiarkan.
“Andriana,
apa kabar?” (09.07).
“Nggak
baik, dr. Jusuf sendiri gimana kabarnya?” (09.09).
“Selalu
baik, An. Saya ada di London. Kamu mau oleh-oleh apa?” (09.12).
“Jadi,
dr. Jusuf beneran ada di London?” (09.13).
“Iya,
sudah seminggu yang lalu. Kenapa, An?” (09.14).
“Aku
Cuma pengen dr. Jusuf balik ke Jakarta” (09.15).
Pesan
dari Andriana tak terbalas. Coba tebak—apakah dr. Jusuf sengaja melakukannya
atau atas kuasaku sebagai penulis kisah ini? Andriana mulai risau, perasaannya
sudah tak bisa dia tahan sendiri. Jarak bukan teman baiknya.
“dr.
Jusuf salah. Terapi yang dokter lakukan akan sia-sia, cara ini akan jadi
bumerang untuk dokter dan tidak akan berhasil. London tempat yang sangat jauh
untuk bersembunyi. Aku juga tidak akan mencari dokter. Itu terlalu jauh. Jarak
bukan teman baikku”.
Ini
tekad Andriana, sebelum dr. Jusuf membalas pesannya dia tidak akan mengirim
pesan lagi untuk dr. Jusuf. Meski ini sangat menyiksa Andriana tapi aku sebagai
penulis kisah ini punya kuasa atas nasib tokoh yang aku ciptakan. Andriana
tidak bisa melawan perasaan yang sudah ditanamkan dr. Jusuf. Neurosis yang dia
idap kini sudah benar-benar hilang. dr. Jusuf berhasil melakukan terapi
sialannya. Pikiran Andriana sudah terpenuhi bayang-bayang dr. Jusuf dan jarak
yang terbentang teramat jauh. Insepsi dari dr. Jusuf benar-benar kuat. Andriana
tak cukup pintar untuk menghindar atau bahkan menghilangkan insepsi yang sudah
sejak awal ditanamkan dr. Jusuf.
BERSAMBUNG...
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar