Aku mendengar percakapan lama kita
di antara deru mesin
yang lalu-lalang di jalan utama.
Musim hujan tahun lalu
cerita-cerita ini kembali mengusikku.
Ia seperti cambuk yang menghapus niat buruk manusia.
Kemarin jalanan basah,
tak ada lagi air mata,
semua tak terlihat,
menyatu dengan aspal hitam.
Hari ini, aku berada di antara keramaian
seperti perperangan yang tak kunjung selesai
karena konfliknya bahkan belum ditemukan.
Kupikir aku bisa berdiri kuat,
mendengar semua cerita yang masih basah,
atau semua cerita yang menjadi kering,
semua cerita yang lupa punya tuan.
Nyatanya aku sama saja,
makin dalam aku merasuki cerita-cerita itu,
aku makin tak merasakaan diriku sesungguhnya.
Saat cerita-cerita itu selesai, lalu pulang pada pemiliknya,
aku akan tetap berdiri, sendirian, seperti sediakala,
dan sama sekali tak tahu
ke mana isi kepala ini harus muntah dan berlabuh.
Faktanya aku tak sekuat itu.
Seperti kamu; aku juga butuh aku.
aku yang dulu
aku yang semu
aku yang kini buntu
Semarang, 3 Maret 2021
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar