Kesedihan
melalang-buana pada seperempat peristiwa
Sedang usiamu baru menginjak
kepala dua,
kau belum cukup tahu bagaimana
cara membunuh pikiran gila
yang datang tiba-tiba saat malam dingin penuh luka
atau membawa seorang anak ke
penjara paling dalam
di bawah lutut seorang ibu,
anak-anak malang yang tak tahu
ia pernah punya bapak
atau kau hanya penasaran apa
yang sedang terjadi
pada diri seorang kakek yang
menyebrang jalan
di keramaian orang-orang berangkat
kerja
aku sendiri sibuk menulis
kepulanganmu,
berharap semua itu benar adanya,
dan berharap menjadi
satu-satunya manusia
yang tersenyum lebar di akhir
cerita.
akhir dari segala akhir,
akhir pertengkaran,
akhir perang dingin,
akhir tempat kita tertulis di
batu nisan perak
di kaki gunung tempat pertama
kali kita bertemu.
Tak adalagi kita
Tak adalagi kamu
Tak adalagi aku
Hanya ada kepastian yang
tertunda
Dan takdir buruk yang diberi
cuma-cuma
Semarang, 12 Agustus 2020
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar