Aku dilahirkan dari suara toa masjid
yang membangunkan ibu
dari mimpi buruk.
Di ranjang sempit itu
seorang wanita mengadu pada selimut putih
yang lebih hangat dari tatap matamu.
Katanya dingin subuh
seperti mata lampu yang mengendap
riang di kamar tidurku.
Aku yang baru bangun,
melihat kumpulan semut yang bercinta
dengan seekor kecoa di lantai.
Suara toa yang berisik masih besenggama
di langit-langit dengan awan kelabu
yang menutup bulan pagi itu.
Tak ada sarapan pagi ini,
kematian telah membawa yang kau cintai
pada tanah basah penuh lumpur akibat hujan malam tadi.
Aku yang masih meringkuk
tak sadar telah disetubuhi laron-laron
penuh nafsu di bawah pijar lampu neon
Kesakitan mengartikan makna kata,
saat aku menyetubuhi wanita lain,
tapi di pikiranku masih tergambar paras wajahmu.
Aku ingin tidur saja,
bangunkan aku satu menit sebelum kematian menjemputku,
aku ingin mengucapkan salam pada ibu.
Semarang, 5 Mei 2018
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar