Hey,
Listen! Ada seorang wanita yang pernah bertanya padaku “Apa ketakutanmu?” aku
terdiam lama setelah pertanyaan itu. Aku mempunyai jawabannya, tapi aku diam.
Aku takut wanita itu melupakanku, aku takut dilupakan olehnya. Dan belakangan
aku sadar dia pasti melupakanku. Aku baru sadar, bahwa aku mencintai seorang
wanita yang mempunyai harapan sama denganku.
Aku
paham maksudmu dan aku harap kamu paham maksudku, meski kamu mencoba membangun
sekat dan dinding yang terlampau tinggi hal itu tak akan bisa mengurangi rasa
cintaku terhadapmu. Percayalah, semua upayamu itu akan senantiasa gagal.
Meskipun kau mencoba menjauhkanku darimu, hal itu sama saja. Aku tetap merasa
dekat denganmu.
Aku
juga tak ingin menyakitimu, sama seperti yang kau bilang. Aku tak keberatan
dengan hal itu. Suatu kehormatan bagiku untuk bisa mencintaimu, duduk denganmu
dalam dua waktu yang sangat lama, aku merindukan itu. Aku justru merasa bahagia
jika hatiku dipatahkan oleh wanita sepertimu. Wanita yang sejak awal
menghidupkan setiap tulisanku. Sejak awal! Wanita terakhir dari permainan ini,
kisah yang aku tulis sendiri.
Goresan
tanganmu masih ku simpan, aku suka itu. Bahkan jika benar mataku akan buta dan
seketika banyak orang berdatangan untuk menawarkan mata untuk ku, aku akan
menolaknya. Karena, aku tak ingin melihat sisa duniaku tanpamu, sisa hidupku
tanpamu. Entahlah, ini berat sekali. Selalu ada linangan air mata setiap aku
membuka kisah ini lagi. Selalu ada kata yang tak sanggup aku ucapkan. Aku ingin
memiliki lebih banyak waktu untuk melihatmu, bahkan ketika kau menikah dengan
pria lain, pria yang sangat kau cintai. Tapi, itu tidak mungkin.
Dada
yang selalu sesak setiap aku bergerak membuatku harus mengubur impianku untuk
terus melihatmu bahagia bersama pria lain, pria yang kau cintai. Kenapa tuhan
menciptakan penyakit sialan ini? Lalu kenapa datang dengan bersamaan? Ini
adalah fase dimana kesakitanku mencapai level paling atas, kehilanganmu,
terlupakan olehmu, tak lagi bisa mendengarkanmu, melihatmu. Bahkan di hari-hari
terakhirku nanti, aku cukup tersenyum mengingat kisah tentangmu yang aku tulis
sendiri jika hal itu benar terjadi. Perpisahan selamanya.
I
Love Her. Aku sangat beruntung bisa mencintainya, tuhan. Meski aku tersakiti olehnya,
aku tak akan menyalahkanya, aku suka keadaan ini. Ini pilihanku dan aku suka
apa yang aku pilih dan semoga dia menyukai pilihannya. Oke?
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar