Belum
pernah sebahagia ini saya menonton sebuah film. Saya disuguhi pengalaman baru
dalam menonton sebuah film. Mungkin hampir saja saya tidak bisa berkata-kata
ketika orang menanyakan “Gimana filmnya?”. Turbulensi yang dihadirkan Rizal
Mantovani, sungguh sangat luar biasa Indahnya, didukung pemain-pemain yang bisa
saya katakan bermain dengan bagus, meski Paula Verhoeven pemeran tokoh Diva
sedikit kaku memerankannya. Mengambil set tempat di Bali,Jakarta,Wasington D.C
semua Nampak indah menjadi sebuah Sinematografi. Untungnya saya sudah membaca
buku Supernova dari sekuel 1-4, jadi saya tidak terlalu mempertanyakan tentang
cerita/ sudut penceritaan. Tentang “siapa sebenarnya Supernova”. Saya juga
memberikan eplause untuk Arifin Putra tokoh Reuben dalam film tersebut, seorang
Gay yang berhasil membuat saya jatuh cinta dengan aktingnya.
Saya bisa melihat
Akting cemburu seorang gay, ketika dia mencium kening Dimas pada hari jadinya
yang ke 10 tahun, ketika dia membalas “I Lovu You too” pada dimas. Dimas & Reuben
berhasil membuat penonton merasa risih di gedung bioskop karena acting seorang
Gay, meskipun saya biasa saja melihatnya. Herjunot Ali! Siapa yang bisa
mengelak dengan acting Herjunot ali yang luar biasa, di awal film terlihat
sosok yang bijaksana, tenang, memainkan ekspresi segampang membalikkan telapak
tangan ketika dia menelepon seorang dari kantornya “Harusnya kamu lihat e-mail
saya tadi malam” seketika ekspresi marahnya hilang berganti ekspresi “nakal”
ketika Rana yang diperankan Raline shah meneleponnya. Rizal Mantovani juga
berhasil memproyeksikan Sains yang ditulis oleh Dewi Lestari dalam sebuah film.
Saya sedikit tertawa ketika penonton di bioskop menanyakan istilah-istilah yang
ada di dalam film tersebut “Turbulensi, distorsi, bifurkasi dan lain sebagainya" meskipun saya tidak mempertanyakan hal itu.
Meski akting Fedi Nuril hanya sedikit porsinya, dia juga sangat elegan
menjadi seorang pria tegar yang punya hobi menembak. 95% di novel Supernova
berhasil diproyeksikan dalam sebuah film. Tapi, saya sedikit tidak setuju
ketika sekuel Akar, Petir, dan partikel akan di filmkan juga. Bagi saya
Supernova yang sebenarnya hanya ada di Ksatria,Putri dan Bintang Jatuh. Rizal
Mantovani juga menghadirkan efek animasi ketika Ferre menceritakan sebuah
dongeng Ksatria,Putri dan Bintang jatuh untuk Rana pada sebuah kesempatan
Wawancara. Saya juga kaget dengan akting seorang Herjunot ali, apalagi akting
ketika di rumah sakit dan percobaan bunuh dirinya yang sempat dia membayangkan
masa lalunya yang kelam, meskipun Herjunot ali hanya mengeluarkan ekspresi dan
dengan dubbing dari suaranya sendiri..Soundtrack yang dibuat oleh “The King of
soundtrack” Nidji juga sangat mendukung. Intinya film ini akan sangat sayang
untuk dilewatkan bahkan saya mungkin harus nonton 2x atau bahkan 3x.. bagi kamu
yang berpikiran untuk “Melihat DVDnya saja” jangan berharap lebih karena
kemungkinan Soraya Flms juga tidak akan mengeluarkannya seperti Nasib film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk yang hingga sekarang belum ada di pasaran. Saya
tidak akan mempertanyakan, artistik, Sinematografi hingga efek visual. Semuanya
indah, sempurna. Well, Supernova KPBJ adalah salah satu film terbaik yang
pernah saya tonton.
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar