“Silat
itu seperti Lorong Gua yang Panjang” seperti itulah kiranya “Cempaka” yang
diperankan oleh Christie Hakim, mengucapkannya pada awal Film. Film garapan Ifa
Isfansyah ini mengambil latar cerita di Sumba, NTT. Penceritaan yang sangat
KUAT disajikan dengan beberapa pemeran yang juga sangat KUAT dalam memerankan
masing-masing tokoh. Tapi, perhatian saya tertuju pada “Aria Kusumah” pemeran
tokoh Angin dalam film tersebut. Adik dari Dara (Eva Celia) memerankannya
dengan sangat tenang dan porsi aktingnya juga PAS!, anak yang tenang, sedikit
berbicara dan Menggetarkan jiwa ketika dia mengucapkan beberapa kalimat ketika
dia menghadapi Biru (Reza Rahadian) dan Gerhana (Tara Basro) di sebuah hutan,
setelah Dara menyerahkan tongkat emasnya begitu saja.
Meskipun
saya sedikit bertanya-tanya “Siapakah Slamet Rahardjo dalam film tersebut?”
pentingkah seorang Slamet Rahardjo memerankan tokoh yang menjadi saksi sumpah
Elang (Nicholas Saputra) untuk tidak mencampuri urusan ibunya, yaitu Cempaka.
Artistik, busana dan sinematografinya sangat indah, mungkin karena Sumba memang
punya Alam yang juga sangat Indah. Silat kolosal, yang benar-benar “silat”
tanpa memperlihatkan kekerasan di dalamnya. Musik dan tata suara yang
dihadirkan sangat PAS! Dan mendukung jalanya sepanjang cerita, apalagi Eva
Celia terlihat sangat Cantik pada film ini, Reza Rahadian dan Tara Basro sangat
berhasil memerankan tokoh antagonis dalam film ini.
Perkelahian
antara 2 pasangan yang sama – sama kuat berlangsung hampir 15 menit, dan saya
sama sekali tidak bosan, Tata Kamera yang di set oleh “Gunnar Nimpuno” membuat
laga itu sangat sayang untuk ditinggalkan meskipun hanya mengedipkan mata.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya saya bisa melihat Film yang
menggambarkan “Alam Indonesia” dari dekat. Film ini membuat saya ingin
membawanya ke sebuah mimpi dan menjadi pendekar “Elang Putih” yang hanya
sekilas diperankan oleh Darius Sinatrya, bapak dari Elang. Prisia Nasution
sebagai Cempaka muda, juga bagus memerankanya meski hanya sebentar.
Penyutradaraan yyang sangat baik, saya tidak perlu mempertanyakan lagi
kehebatan Ifa Isfansyah.
Filmnya sebelum ini antara lain Garuda di Dadaku (2009), dan Sang Penari (2011) yang meraih Citra dan mengukuhkan dirinya sebagai Sutradara Terbaik dalam FFI 2011. Amanat dalam cerita ini menurut saya Bahwa : "Kita butuh seorang pemimpin yang tepat. Bahwa kepercayaan dan Tanggung Jawab harus berada di tangan orang yang tepat,"
Filmnya sebelum ini antara lain Garuda di Dadaku (2009), dan Sang Penari (2011) yang meraih Citra dan mengukuhkan dirinya sebagai Sutradara Terbaik dalam FFI 2011. Amanat dalam cerita ini menurut saya Bahwa : "Kita butuh seorang pemimpin yang tepat. Bahwa kepercayaan dan Tanggung Jawab harus berada di tangan orang yang tepat,"
Creative writer :3
ReplyDeletecreative reader ;)
ReplyDelete