Ada seorang
perempuan yang datang lagi ke mimpiku malam tadi, aku mengenalnya sebagai
perempuan asing, beberapa kali perempuan itu memang datang ke mimpiku. Sudah
kucoba menutup semua pintu masuk, agar tak sembarangan orang bisa leluasa
masuk. Tapi, kupikir semalam ia menyamar menjadi gadis cantik yang
memakai gaun putih hingga menyentuh lutut. Sialnya, sampai saat ini aku
tak pernah mengetahui siapa perempuan itu. Aku sama sekali tak pernah berhasil
menatap wajahnya. Selama ini aku hanya bisa melihat punggung perempuan itu.
Biar
kuceritakan bagaimana kejadian dari mimpi itu. Pertama, perempuan asing itu
membawa sebuah delman untuk menjemputku, tentu bersama Pak Kusir yang sedang
bekerja. Aku mengetahui bahwa itu adalah adegan pembuka dari mimpiku. Ruang
duduk di belakang kuda itu cukup luas, seingatku perempuan itu mengenakan gaun
putih bersih dengan rambut pendek hampir menyentuh bahu. Tapi aku tidak tahu
betul dialog apa yang ada di antara kita, yang aku tahu kami banyak bicara
sepanjang perjalanan.
Kedua, kami
turun di sebuah rumah yang rindang, halamannya penuh pohon-pohon besar,
sehingga rumah itu tampak tak begitu terlihat dari jalanan, gelap. Aku
mengingat ada dua pria yang selalu menggoda dan berusaha mengambil perhatian
perempuan itu. Namun tampaknya ia lebih berselera untuk berdekatan denganku. Aku
juga tak begitu mengenali siapa dua pria itu, aku hanya berhasil melihat wajah
dari salah satunya, itu pun aku tak bisa mengingatnya.
Ketiga.
Perempuan asing itu sudah berganti baju, ia mengajakku bermain bulu tangkis di
halaman rumah. Nah, dalam permainan yang tak cukup sengit itu kami terlibat
pada sebuah percakapan yang serius. Katanya ia memiliki seorang adik perempuan
yang mengidap sebuah penyakit, sampai ini ditulis, aku gagal mengingat penyakit
apa yang perempuan itu katakan.
Keempat,
dua pria yang aku ceritakan tadi ternyata salah satunya adalah Pak Kusir yang
mengantar kami. Dua pria itu terlihat selalu berada di samping perempuan asing,
tampak siap sedia menunggu perintah. Entah mengapa, tiba-tiba aku sudah berada
di atas delman bersama Pak Kusir, lalu aku melihat perempuan itu melambaikan
tangan, aku tak sanggup melihat wajahnya, ia sudah berganti baju, memakai lagi
gaun putih bercahaya itu. Dan aku tak benar-benar tahu ke mana delman itu akan
membawaku.
Kelima,
ternyata aku dibawanya ke sebuah pantai yang pasir putihnya sangat bersih,
lautnya terlihat jernih. Tampaknya pantai itu belum banyak terjamah oleh
tangan-tangan manusia. Aku terkesima beberapa saat, aku bisa merasakan angin laut
menyentuh kulit kaki dan pipiku. Aku melihat sekumpulan anak muda bermain
bersama di bibir pantai, yang kuingat mereka tertawa lepas lalu aku
menghampiri, dan mimpi itu berakhir karena alarm dari seluruh ponsel yang ada
di rumah berbunyi dan membangunkanku.
Aku sungguh
membenci suara-suara alarm, aku selalu bangun tepat saat alarm berbunyi pada
waktunya, namun aku selalu kesal saat terbangun bukan dari alarm yang kupasang
di ponselku. Ponsel-ponsel lain membunyikan alarm dan pemiliknya tidak bangun,
lalu untuk apa alarm itu masih berdering keras tiap harinya. Kini aku jadi
penasaran bagaimana kelanjutan mimpi itu dan apa maksudnya.
Sungguh aku
berpikir dalam-dalam siapa perempuan asing itu, aku memikirkan alasan mimpi itu
terjadi saat aku pergi mandi. Aku menganalisis beberapa hal; pertama, kenapa
kami bermain bulu tangkis di mimpiku, aku mengira karena dua raket milikku
dipinjam teman sekantorku, dan aku sempat memikirkan apakah ingin memintanya
kembali, namun kuurungkan niat itu.
Kedua, keberadaan
pantai itu mungkin karena aku melihat seorang teman membagikan gambar ia berada
di sebuah pantai untuk menghabiskan waktu liburannya, namun saat kutanya ia ada
di mana, ia hanya menjawab berada di pantai, padahal maksud pertanyaanku bukan
itu, saat itu aku benar-benar penasaran apa nama pantai yang tampak indah karena
keberadaanya di dalam foto, tentu juga senyum dan caption yang menggelitik.
Dulu aku
percaya mimpi adalah tanda seseorang memikirkan kita, lalu bagaimana jika aku
tidak benar-benar tahu siapa yang ada di dalam mimpiku? Aku sering mengalami
hal-hal serupa. Dan karenanya aku menyadari satu hal, bahwa mimpi adalah
kumpulan ingatan bawah sadar yang sebelumnya pernah kita dengar, lihat, hirup, kita
pikirkan dan kita rasakan.
Lalu muncul
pertanyaan, jika aku memimpikan seorang perempuan yang bahkan tidak bisa aku
kenali, ingatan bawah sadar apa yang menjadi alasan itu terjadi? Apakah itu
ketakutan alam bawah sadarku tentang siapa perempuan yang akan ada di
sampingku? Atau sebenarnya di dalam kepalaku muncul pertanyaan yang tidak
selalu aku sadari tentang siapa perempuan yang benar-benar bisa meluluhkan
hatiku?
Jika benar
itu adalah alasan dari kejadian mimpi semalam, artinya selama ini tidak ada
perempuan yang benar-benar aku inginkan? Atau aku hanya takut? Aku bingung. Atau jangan-jangan
perempuan asing itu semacam bocoran dari tuhan bahwa ia yang akan menjadi
pasangan hidupku kelak, benar-benar ada dan sudah disiapkan? Ah! Aku benar-benar
membenci mimpi-mimpi.
Lalu kenapa
ada delman di mimpi itu? Karena keberadaan delman itu aku jadi sering
menyanyikan pada hari minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka, kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda
supaya baik jalannya. Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk… tuk
tik tak tik tuk tik tak suara sepatu kuda.
Semarang, 14 Mei 2021
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar