Hari ini saya
mendapatkan sebuah tantangan baru, untuk me-review sebuah film setelah menonton
Film Hijab karya Hanung Bramantyo. Seperti biasa saya menonton di Citra21
Semarang. Saya belum pernah sesusah ini me-review sebuah film, saya hampir
menghabiskan waktu lama hanya untuk menghadapi kertas kosong sambil berfikir
apa yang akan saya tulis.
Film Hijab, bercerita
tentang 4 sahabat yaitu Anin (Natasha Rizky), Tata (Tika Bravani), Sari (Zaskia
Adya Mecca) dan Bia (Carrisa Puteri) yang diam-diam memulai bisnis fashion
Hijab secara online dan mendirikan butik bernama Meccanism. Tata yang berhijab
karena terpaksa untuk menutupi “pitak” dikepalanya dan sangat jago berdebat,
Bia yang dijuluki si gadis “Hidayah” mengaku bahwa dia berhijab karena
“terjebak” pengajian dan jadi ngetop karena menikah dengan Matnur (Nino
Fernandez) yang berprofesi sebagai artis sinetron “Kerdus” Kerudung Dusta”.
Film yang juga ditaburi
unsur komedi ini sukses membuat saya melotot dengan akting dari para tokohnya
yang keren. Sudut penceritaan yang kuat, menciptakan konflik batin yang
dibangun dengan sangat apik dan bisa membuat air mata saya mengalir. Musik yang
mendukung menambah kesan Epic dari film ini, saya bisa merasakan bahwa film ini
digarap dengan sangat serius. Terbukti dari actor dan aktris yang bermain di
film ini, baru kali ini saa menonton sebuah film yang memasukan unsure komedi
tapi bisa membuat saya meneteskan air mata.
Ketika sari mengucapkan
“Anjrit” pada sebuah pengajian yang diadakan suaminya yaitu Gamal (Mike Lucock).
Saya tertarik dengan konflik batin antara Anin dan Chuky (Dion wiyoko) meskipun
Nampak biasa tapi konflik ini dikemas dengan istimewa dan mahal, seperti ketika
chuky menghadiahi Anin buku “Han d’islande”.
Menurut saya untuk
sementara film ini adalah film Indonesia paling bagus yang pernah saya tonton.
Film yang menampar banyak omongan bahwa istri kodratnya mengurus anak dan
mengurus suami nyatanya tidak berlaku pada film ini. Film ini juga mengajarkan
kepada perempuan berkerudung . seperti kata Sari pada adegan dimana dia menagis
ketika dihampiri bia dan tata. Dia mengatakan bahwa “Jangan melanggar ketentuan
yang sudah ada, Kita tuh berhijab, harusnya kita bersikap sesuai syariat
islam”.
Film ini juga
mengajarkan saya tentang betapa pentingnya seorang sahabat dan keluarga bagi
kehidupan kita, seperti kata Bia ketika dia menangis dihadapan anin, di berkata
bahwa “Buat apa loe sukses kalo loe kehilangan keluarga dan sahabat-sahabat
loe”. Film yang mengajarkan bahwa jadi Jujur tu nomer satu.
Overall saya tertarik
dengan semua actor dan aktris yang bermain di film ini, saya memprediksi dan
meyakini diantara mereka pasti akan mendapatakan penghargaan di FFI tahun ini
ataupun festival film lainnya juga tidak menutup kemungkinan film Hijab bisa
menjadi film terbaik dan sutradara terbaik.
Maaf, saya hanya bisa
me-review film Hijab sebatas itu saja. Karena jujur sampai detik ini saya masih
merasakan euforia dari film Hijab. Saya hampir tidak bisa berkata-kata ketika
keluarga saya menanyakan “Bagaimana dengan Film Hijab?” hanya “Sumpah Bagus
banget” jawaban yang bisa saya berikan.
Jika ditanya soal
kesalahan, sejauh yang saya lihat Film hijab hanya mempunyai sedikit kesalahan
editor & visual effect seperti ketika tata dan sari saling mengirim sms
pada malam hari, awalnya di HP tata sms melihatkan bahwa sari yang mengirim sms
tapi selanjtnya bukan nama Sari lagi melainkan namanya sendiri, itu artinya
Tata mengirim SMS ke dirinya sensdiri., tapi saya tidak yakin betul bahwa itu
adalah kesalahan atau mungkin memang disengaja.
Hijab adalah sebuah
perjalanan peran untuk menjadi yang terbaik dan usaha untuk menjadi yang
terbaik.
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar