Sebelum pagi, seorang pria melihat
bintang di langit barat. Bulan yang kuning bundar itu tetap tak sempurna.
Selalu ada noda hitam di setiap lekuknya, bukti bahwa bulanpun tak sempurna
meski banyak yang mencintainya tanpa sebab. Subuh yang baru saja selesai
menyisahkan aroma wangi khas para ustadz. Seorang pemulung yang bertubuh kecil,
sibuk merogoh tong sampah di kampung itu. Pagi buta jadi temannya, karena
setelah matahari terbit manusia-manusia congkak itu tak mempersilahkan para
pemulung mengais rezeki di tong sampah mereka.
Kekasih yang menunggu selingkuhannya
di ujung gang, risau berdiri di samping gapura yang menjulang persis disamping
pohon mangga. Tubuhnya yang putih mulus semakin terlihat karena sinar lampu
yang jatuh dikulitnya. Dadanya yang montok, tak terlalu besar dan tak terlalu
kecil. Tapi, padat, menyembul keluar dibalik bra warna hitamnya. Pemulung itu
sesekali meliriknya penuh nafsu.
Angin pagi yang dingin menyibak baju
terusan hitam tanpa lengan yang membungkus tubuhnya. Membuat lututnya bergetar
karena kedinginan. Rambutnya yang dikuncir dan bibir tipis dengan gincu merah
muda semakin membuatnya tampak menggoda. Sekali lagi, pemulung itu belum juga
selesai merogoh tong sampah yang berada tak jauh dari tempat perempuan itu
berdiri. Meski sudah tak ada lagi sampah yang akan dipungutnya. Pemulung itu
terus berpura-pura merogoh tong sampah dengan tongkat yang bengkok diujungnya
sambil sesekali melirik betis perempuan itu yang putih mulus, dengan heels hitam
yang membuatnya semakin cantik dan seksi.
------
Keadaan rumah malam itu semakin
kacau. Suami yang merasa aneh dengan istrinya bertanya lembut pada istrinya.
Pernikahan yang telah bertahan duapuluh tahun terasa merenggang. Sang istri tak
lagi mau melayani suaminya di atas ranjang. Agnes dan Ary sepasang suami-istri
yang sempurna. Ary tak lagi menemukan keteduhan hatinya dari diri Agnes, yang
makin hari makin terlihat aneh. Ary tak pernah lagi bisa meraskan kenikmatan kelamin
istrinya. Ary hanya bisa sesekali memegang payudara istirnya di tengah malam,
saat Agnes tertidur pulas.
Ary yang bertanya lembut ditanggapi
dengan nada yang ketus oleh istrinya. Agnes tak mau Ary ikut campur dalam
masalahnya. Masalah yang tak juga diceritrakan oleh Agnes. Masalah yang membuat
pernikahan tak terasa indah, lagi. Pernikahan mereka menjadi ladang kebencian
yang terus dipupuk Agnes dan Ary mencoba memberinya hama, agar rasa benci itu
tak tumbuh terus menerus. Agnes masih tampak muda, tak terlihat garis keriput
pada wajahnya, masih tampak cantik, anggun dan menggoda.
Ary tak ingin anaknya yang kuliah di
luar kota mengetahui masalah orang tuanya. Seorang ayah yang tak ingin
mengganggu fokus anaknya yang ingin menjadi arsitek. Jakarta jauh dari
Semarang. Anak lelakinya hidup cukup nyaman di Semarang. Dengan Apartement di
pusat kota dan satu Honda Jazz silver berplat H. Dengan pekerjaan Ary dan
jabatannya yang terpandang, tak susah bagi Ary, memberikan segalanya untuk keluarganya.
Ary pria tampan yang setia dengan istrinya, meskipun banyak wanita cantik yang
mendekatinya dan rela dijadikan istri kedua, Ary tetap teguh menjaga keluarga
kecilnya. Pria idaman banyak wanita.
------
Bayu, anak Agnes dan Ary. Menjadi
idola di kampusnya, seorang penyanyi solo dengan suara lembut dengan magis yang
mampu meneduhkan hati para wanita. Badannya yang tinggi-tegap, rahangnya tegas
dengan kumis yang menggoda. Wajahnya yang seperti bule, membuat orang-orang
mengira bahwa Bayu punya keturunan bule. Meskipun tidak sama sekali. Pernikahan
Sunda-Jawa membuat wajah Bayu tampak tampan dan enak dipandang. Keahliannya
dalam memainkan musik semakin menambah keseksiannya dimata para wanita. Gitar,
piano dan Saxophone menjadi hobinya setiap hari. Matanya mampu meluluhkan hati
semua wanita yang memandangnya, seperti rasa nyaman ketika memluk guling, rasa
nyaman yang tak bisa dimilikki.
Bayu lebih dekat dengan Agnes
ketimbang Ary. Kedekatan Bayu dan Agnes serupa sepasang kekasih yang sedang
dimabuk cinta. Meskipun tak terlalu dekat dengan ayahnya, Ary. Bayu sangat
menghormati ayahnya yang terus menyuplai dana untuk kuliah dan kesehariannya.
Teman-teman Bayu lebih banyak para wanita yang awalnya berharap untuk bisa
menjadi kekasihnya, namun kedinginan Bayu mematahkan keinginan semua wanita
yang mendekatinya. Kebaikannya terhadap semua teman-temannya diartikan hanya
sebatas kebaikan antar teman, tidak lebih. Lagipula Bayu mencintai salah satu
dosennya. Dosen yang juga menjadi idola para mahasiswa dikampusnya.
Hubungan yang hanya sebatas antara
mahasiswa dan dosennya. Saling menatap ketika ada kelas, saling memuji
penampilan. Saling memuji kecantikan dan ketampanan. Saling bercumbu di dalam
mobil. Bayu dan dosennya saling mencintai tapi sama-sama tak ingin melangkah
lebih jauh. Lebih tepatnya dosen Bayu memilih untuk tidak berstatus dengan
Bayu, karena telah memilikki suami dan seorang anak umur duabelas tahun. Bayu
sedikit tidak bisa menerima keadaan itu. Tapi Bayu, memilih untuk mengalah,
menerima keinginan yang tak bisa menjadi kenyataan.
Hubungan antara Bayu dan dosennya
menjadi perbincangan paling menarik dikampusnya. Apalagi setelah Bayu
membawanya ke Apartementnya, pada pergantian tahun. Tidak ada yang tahu apa
yang terjadi di Apartement Bayu. Semua hanya bisa menebak tanpa bisa
memastikan.
------
Kekasih yang menunggu selingkuhannya
di ujung gang. Risau, melihat jam tangannya. Fajar mulai tampak membuat langit
timur terlihat sedikit oranye, meskipun langit diatas kepala Agnes masih hitam
pekat. Pemulung itu telah lama pergi setelah Agnes menangkap matanya yang usil
menatap dadanya.
Tepat ketika Agnes melepas kuncirnya,
menggoyangkan kepalanya hingga rambutnya terurai indah. Honda Jazz Silver
berplat H, pelan-pelan berhenti tepat didepannya. Agnes membuka pintu depan.
Mencium bibir pria dibalik kemudi setelah duduk dan menutup pintu mobil. Senyum
keduanya mengembang, seperti sepasang kekasih yang telah lama merindu dan baru
bertemu. Agnes sesekali bersandar pada bahu pria itu. Mengelus lembut lengannya
yang kekar dan berotot.
Di dalam mobil yang telah memasukki
tol. Agnes buru-buru meminta Bayu untuk meminggirkan mobilnya, tidak seperti
biasanya yang sabar menunggu hingga setengah jalan tol. Bayu meminggirkan Honda
Jazz Silvernya, mematikan mesinnya menatap Agnes yang kini berada di
pangkuannya. Agnes menghadap Bayu yang masih belum pindah, lengannya merangkul
leher Bayu. Kedua tangan Bayu menyentuh pinggul Agnes. Dengan nafas yang
menderu, pelan-pelan Agnes menempelkan bibirnya pada bibir Bayu, melumatnya
perlahan tanpa terburu-buru. Lidah mereka saling beradu, Agnes menggigit lidah
Bayu dengan ganas sembari menurunkan Ritsleting bajunya. Menurunkan
bajunya setengah, membuat bra hitamnya terlihat, lalu membuka kaitnya. Bayu
menyentuh dan meremas dada yang padat itu.
Beberapa menit mereka bercumbu didalam
Mobil ponsel di kantong kanannya bergetar. Satu pesan dari dosen yang sangat
dicintainya, Bayu membacanya dalam keadaan masih mencium Agnes dan tangan
kirinya meremas buah dada Agnes.
“Bayu, kapan pulang ke Semarang?
Suamiku pergi ke luar kota. Aku tunggu di rumah ya.”
Setelah habis membaca setiap kata.
Bayu semakin bersemangat, ponselnya dibiarkan jatuh menyentuh lantai mobil.
Dahinya penuh peluh keringat. Tangannya menarik tuas jok mobil, memiringkannya
penuh. Sampai matahari benar-benar menghapus gelapnya langit dan Jalan tol sudah
dipenuhi pengendara. Agnes dan Bayu menyudahi apa yang terjadi di dalam
mobilnya.
Hal itu biasa dilakukan Agnes dan
Bayu sebelum kumpul keluarga. Setiap dua minggu sekali setiap weekend Bayu selalu pulang ke
Jakarta untuk berkumpul bersama Ayah dan Ibunya, Agnes.
No comments:
Post a Comment
Ayo Beri Komentar