Kini aku sadar aku harus seperti
matahari yang ditunggu para nelayan untuk pulang dari mencari ikan, matahari
yang ditunggu orang-orang untuk berangkat kerja, matahari yang mau dengan
sukarela menyinari seluruh bagian bumi tanpa meminta sedikitpun imbalan dari
orang-orang yang menikmati sinarnya, dan pergi terbenam ketika memang sudah
saatnya, pergi ketika para nelayan pergi mencari ikan untuk menghidupi
keluarganya, pergi ketika para manusia lelah dari rutinitas setiap harinya dan
pergi ketika manusia mulai tak butuh sinarnya.
Ketika itu matahari tidak pernah
mengeluh apalagi membangkang karena ada bulan yang akan mengantikan tugasnya sementara, matahari juga tak perlu tanya kenapa dirinya harus menyinari dan harus
memberikan kehidupan untuk banyak orang, manusia tidak akan bisa menjawab
pertanyaan itu.
Aku mempunyai matahari yang setiap
hari membuatku mengerti arti hidup, selalu membuatku sadar akan hal salah yang
aku lakukan. Mereka, keluargaku. yang siap kapanpun menerangi hidupku tanpa
menunggu waktu dan siap kapanpun pergi ketika aku tak menginginkannya lagi, tanpa adanya batasan waktu. Aku selalu membutuhkan mereka untuk menerangi hidupku, bersama ini kutuliskan lembaran air mata yang kubawa bersama
harapan dan impian keluargaku untuk membuat hidup yang lebih bermakna
menjalin kehidupan bersama tanpa adanya batasan waktu dan batasan hati, aku
ingin bangkit bersama dengan keluarga ini merajut mimpi yang akan aku raih
lewat dorongan mereka , lewat doa-doa mereka yang akan selalu aku simpan dalam hati.
Bersama ini juga aku dedikasikan hidupku untuk orang tuaku, kakakku dan
adikku yang selalu bisa membuatku meneteskan air mata ketika aku
mengingat kalian.
Aku mengerti bahwa cinta yang
sebenarnya adalah cinta yang aku rasakan ketika aku bersama mereka. Ibuku air
matamu adalah air mataku. Bapak, nyanyian semangatmu adalah alasan kenapa
aku ingin sepertimu. kakak-kakakku lantunan doamu adalah
hal yang membuat hatiku tenang bak bunga yang tumbuh dengan indah di
taman-taman kota.
Kakakku,Pemikiranmu
yang terkadang belum bisa aku cerna memberitahuku kalau aku harus banyak
belajar demi majunya masyarakat di negeri ini.
Kakakku ketenanganmu memberi arti
bahwa semua masalah akan kalah dengan sendirinya dengan ketenangan yang datang
dari diri sendiri.
Adik tercintaku, kegigihanmu untuk
berjuang dijalanmu sendiri membuatku tau bahwa terkadang aku tak perlu meniru
orang lain untuk menggapai mimpiku, cukup dengan apa adanya diriku.
Cinta, mimpi dan harapan menjadi
satu ditubuh kami, menaklukann rintangan yang menghalangi jalan kami
menuju mimpi yang kami rajut bersama. Mereka keluargaku Matahari ke tigaku yang akan selalu ada, meski tak ada lagi sunrise/sunset.
Selalu ada
tanpa batasan waktu.
Semangat zahid.!!! aku mengikutimu dari kejauhan sedalam apa kamu menyelami lautan sastra dan intuisimu.!!!
ReplyDeletealhamdulillah, terimakasih.. mungkin kita bisa diskusi dan bertukar pikiran tentang sastra :)
Deletehahaha..!!! zahid paningrome !!! penyair dari semarang.!!!
ReplyDeletengomong2 ini yg ngoment siapa ya??
ReplyDelete